Sebelum memasuki tips menggunakan kembali minyak jelantah, perlu kita sepakati bahwa "minyak jelantah" dalam hal ini adalah minyak goreng "bekas masak rumah tangga" dan  "penggunaannya tidak lebih dari 4 empat kali", serta lama penggunaan "tidak lebih dari 3 jam". Bukan dari membeli atau menampung minyak jelantah dari rumah makan.
Mensiasati penggunaan minyak jelantah bukan berarti melegalkan penggunaan minyak goreng berulang kali secara bebas, hanya saja lebih ke arah bagaimana cara yang tepat bila memang terpaksa menggunakan minyak bekas pakai tersebut.
Berikut adalah tips pengunaan kembali minyak bekas pakai :
1. Memilih dan memilahÂ
Pastikan Anda memilki tiga botol untuk menyimpan minyak jelantah. Jangan lupa berikan label tiap botol sehingga mudah untuk mengingat atau gunakan botol dengan tutup yang bebeda. Usahakan menggunakan botol kaca yang sudah kering dan bersih. Supaya mudah untuk mengecek kondisi warna dan kejernihan minyak tersebut.
Tiga botol tersebut berfungsi untuk membedakan 3 jenis minyak jelantah. Pertama, hasil menggoreng makanan yang mengandung protein nabati  contohnya tempe, tahu, bakwan dan Kentang goreng. Kedua, Hasil mengoreng makanan yang mengandun protein hewani. Untuk protein hewani dibedakan menjadi dua ketegori yaitu protein hewani akuatik dan protein hewani terestrial.Â
Golongan akuatik meliputi ikan, udang,belut  dan lain sebagainya. Sedangkan dari terestrial  dapat berupa ayam, telur, bebek dan lain sebagainya.Â
Minyak goreng seusai mengolah ikan memiliki aroma berbeda dengan menggoreng ayam. Jangan sampai mencampur adukan segala macam minyak jelantah dalam satu wadah. Karena hal tersebut akan mengacaukan langkah-langkah berikutnya.Â
2. Menyaring sisa makanan
Pilihlah botol dengan ukuran sedang untuk menyimpan minyak jelantah sesuai keperluan. Setelah botol penyimpan sudah siap, saring minyak tersebut menggunakan kain kasa 2 lapis. Proses ini berguna untuk memisahkan kotoran yang ada dalam minyak.Â
Kotoran dalam minyak jelantah akan membuat minyak terlihat keruh dan kotor. Serta adanya kotoran yang tercampur saat menyimpan akan mempercepat munculnya bau tengik pada minyak.
3. mengendapkan, Mengecek kekeruhan dan bau
Tunggu beberapa menit seusai disaring untuk memisahkan debris(kotoran terlarut) dari minyak bekas pakai tersebut. Setelah, terlihat endapan, pisahkan kembali minyak dengan endapan hingga menghasilan minyak jelantah yang cukup jernih. Selain itu, cek juga aroma yang muncul.
Apabila terdapat bau tengik dan warna yang mulai menghitam tandanya minyak tersebut sudah sangat tidak layak konsumsi dan harus segera di buang.