Mohon tunggu...
DAyat RM
DAyat RM Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer

Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Life Hack Pilihan

Minyak Jelantah untuk Mensiasati Naiknya Harga Minyak Goreng?

22 November 2021   12:20 Diperbarui: 22 November 2021   14:18 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Posted by : Finance.detik.com

Misalnya poached egg dan telur mata sapi memiliki bentuk yang sama. Sehingga sebagian orang mengatakan poached egg adalah cara memasak telur mata sapi "menggantikan" minyak goreng. Padahal, Poached egg ada bukan untuk menggantikan cara memasak telur mata sapi, melainkan dua hal yang berbeda. Poached egg tidak sesuai bila bersanding dengan nasi hangat dan sambal kecap.

Untuk itu sebagaian masyarakat memilih me reuse minyak goreng dari pada mengubah cara masak. Karena, paling tidak jelantah masih memberikan rasa khas pada jenis masakan/gorengan. Walaupun, Secara kesehatan sangat tidak dianjurkan.

Minyak Goreng dan Minyak Jelantah

Berdasarkan sumber, Minyak goreng berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang telah dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar yang biasanya dipakai untuk menggoreng. 

Masyarakat Indonesia sering menggunakan minyak goreng sawit untuk mengoreng masakan. Secara gizi minyak goreng sawit memiliki beberapa nutrisi penting untuk tubuh seperti omega 9, vitamin A, dan vitamin E.  

Sebagai bahan masakan, minyak goreng sawit memiliki dua aspek Kualitas. Pertama terkait kadar, kualitas asam lemak, kelembapan, dan kadar kotoran. Kedua, berkaitan dengan rasa aroma, kejernihan dan kemurnian produk. 

Penggunaan minyak goreng secara berulang akan menyebabkan penurunan kualitas minyak goreng. Minyak goreng dengan pemakaian berulang disebut Minyak jelantah.  Umumnya minyak tersebut berwarna lebih keruh dari minyak goreng sebelum pakai.

Sebagian besar ahli kesehatan menganjurkan untuk tidak menggunakan minyak goreng berulang kali, karena pertimbangan masalah kesehatan. Dalam sebuah penelitian menyatakan bahwa pemakaian minyak goreng berulang kali akan menimbulkan asam lemak trans yang memengaruhi metabolisme HDL, LDL, dan Total kolesterol. Dampaknya akan menimbulkan penyumbatan pembuluh darah (atherosklerosis). 

Meskipun pemakaian minyak bekas pakai tersebut memiliki dampak negatif untuk kesehatan, namun pemakaiannya sangat masif bagi sebagian kalangan. Untuk itu beberapa peneliti mencoba mencari sebuah solusi penggunaan minyak jelantah supaya aman digunakan. Berikut ini adalah beberapa sumber penelitian untuk menambah wawasan tentang jelantah dan minyak goreng :

1. Khusnul Khotimah dan Zaid al Haris. 2005. Sistem Penjernihan minyak goreng bekas penggorengan krupuk kulit sapi (rambak). Vol 3 Jurnal DEDIKASI.

2. Dewi, A.A.R.P dkk. 2016. Sosialisasi dan pelatihan regenerasi minyak jelantah dengan jerami padi (Oriza sativa) kepada pedagang gorengan di pasar malam bukit Jimbaran, Badung, Bali. Vol 15 no 3 Jurnal Udayana Mengabdi

3. Devin Sidik Prayogi , Mahardika Prasetya Aji, Agus Yulianto. Proses daur ulang minyak jelantah dengan menggunakan sinar UV. Jurusan Fisikan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unnes.

Pengunaan "Minyak Jelantah"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun