Mohon tunggu...
Romi Febriyanto Saputro
Romi Febriyanto Saputro Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Ahli Madya Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen

Bekerja di Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen sebagai Pustakawan Ahli Madya. Juara 1 Lomba Penulisan Artikel Tentang Kepustakawanan Indonesia Tahun 2008. Email : romifebri@gmail.com. Blog : www.romifebri.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Sinergitas Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat

26 Juni 2018   13:10 Diperbarui: 26 Juni 2018   13:39 3422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewi Astuti (2013) mengungkapkan bahwa pola sikap orang tua memberikan pengaruh pada perilaku anak karena hampir sebagian besar waktu anak bergaul dengan orang tua. Peranan orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama di dalam keluarga sangat penting. Perhatian orang tua sangat menentukan pola tingkah laku anaknya karena pada hakekatnya orang tua memegang peranan utama bagi pendidikan anaknya, sedangkan guru di sekolah merupakan pendidikan yang kedua setelah orang tua di rumah.

Berdasarkan penelitian Dewi Astuti di Pontianak, peran orang tua masih kurang dalam membimbing belajar anaknya di rumah. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah orang tua jarang mendampingi anaknya. Jika ada pelajaran yang tidak dimengerti anak, orang tua selalu memberikan penjelasan kepada anak supaya anak memanfaatkan waktu belajar anak dengan baik. Ini dikarenakan latar belakang pendidikan orang tua yang rendah. Lingkungan tempat tinggal sangat berpengaruh terhadap anak terutama dalam belajar. Teman-teman sebaya anak kadang-kadang mengajak anak untuk berkumpul sehingga anak lupa untuk belajar.

Orang tua tidak memiliki waktu yang cukup untuk membimbing dan mengawasi anak dalam belajar. Kebanyakan orang tua siswa sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup karena faktor ekonomi. Selain itu, orang tua juga kurang mengawasi pergaulan anak di luar rumah sehingga kegiatan anak di luar rumah orang tua  tidak tahu. Orang tua siswa yang tidak bersekolah banyak mengalami kesulitan dalam membantu anak belajar di rumah.

Menurut W Yan (2000) sebagaimana dikutip oleh Ishartiwi dan Setyoraharjo (2011) ada empat jenis  interaksi yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendukung pendidikan anak di sekolah. Pertama, interaksi orang tua -- anak remaja, mencakup: (1) mendiskusikan pengalaman sekolah anak dan rencana masa yang akan dating; (2) mendiskusikan permasalahan dan minat anak; (3) berpartisipasi dalam aktivitas budaya bersama.

Kedua, interaksi orang tua -- sekolah, meliputi: (1) berpartisipasi dalam aktivitas organisasi sekolah -- orang tua; (2) mengontak sekolah tentang pengalaman sekolah anak dan rencana masa yang akan datang, berkait dengan: performan akademik, program akademik, rencana anak setelah SMA, pilihan college course; (3) mengetahui pengalaman sekolah anak dan rencana masa yang akan datang, dalam hal: kursus mana yang diambil anak, bagaimana anak menerima baik kerja di sekolah, kredit anak menuju keberhasilan/kelulusan, kredit anak membutuhkan untuk dicapai.

Ketiga, interaksi dengan orang tua yang lain (antar orang tua), mencakup: (1) mendiskusikan pengalaman sekolah anak dan rencana masa yang akan datang dengan orang tua ; (2) pengetahuan orang tua tentang teman-teman anaknya, antara lain: teman pertama anaknya, teman kedua anaknya, teman ketiga anaknya, teman keempat anaknya, teman kelima anaknya.

Keempat, norma keluarga, mencakup: (1) peran keluarga, dalam hal: pembatasan orang tua dalam menonton TV atau video game, pembatasan orang tua dalam bermain bersama dengan temannya, pembatasan orang tua dalam hak istimewa terhadap kelulusan yang rendah, anak memerlukan bekerja untuk sekitar rumah; (2) harapan pendidikan, misalnya seberapa jauh: ayah menginginkan anaknya pergi ke sekolah, ibu menginginkan anaknya pergi ke sekolah, anak berpikir dia akan pergi ke sekolah, orang tua mengharapkan anaknya pergi ke sekolah; (3) hubungan orang tua -- anak yang positif, misal: orang tua mempercayai anaknya untuk mengerjakan apa yang mereka harapkan, orang tua percaya anaknya akan menjadi sumber kebanggaan orang tua, anak dan orang tua memiliki hubungan baik dengan setiap orang yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun