Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Taddabur Alam di Dua Bukit, Kinasih dan Cilenguk

8 Juli 2023   23:48 Diperbarui: 8 Juli 2023   23:54 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi jalan menuju bukit Kinasih. Motor kelihatan kecil. (Dokumen Pribadi)

Di Cilenguk(celinguk), hanya satu pengunjung yang kami dapati. Namun beberapa menit kemudian datang dua motor lagi yang parkir berdampingan. Kebisingan akan datang tanpa diprediksi. Lalu lalang warga padukuhan menaiki bebek besi janganlah membuat kita terusik. Sebagai pendatang, sopan santun harus diterapkan.
Sosok Merapi sangat jelas dari titik pijak kami. Itu kalau kabut sedang mager(malas gerak). Kalau pas blayangan ya putih semua. Seperti saat kami datang. Merapi hanya terlihat kakinya. Puncaknya terkukung kabut. Dan kabut itu pelan-pelan mendekat penuh arogansi.


"Dhe, kabute midhuk"
"Wesben, paling mengko munggah meneh"
"Hawane adem, Dhe"
Kondisi pegunungan ya begini. Kabut muncul karena kelembaban serta suhu  udara hangat bergumul dengan udara yang lebih dingin.
Semakin sore rasa dingin menyepak kulit.
"Mulihe kapan, Dhe?"
"Bariki nek wes adhan Azar"

Sesaji yang telah mengering. Hanya tersisa sebutir telur. (Dokumen Pribadi)
Sesaji yang telah mengering. Hanya tersisa sebutir telur. (Dokumen Pribadi)

Saya membuat kesepakatan, nanti kalau panggilan sholat datang, kami
turun sekalian mencari masjid di sekitaran Simpang PB IX. Akmal asik menikmati kudapannya, padahal tadi bilang sudah kenyang. Logistik kami sangat berguna manakala dingin merebak. Kondisi dingin membuat perut keroncongan. Jadilah kami berpesta di atas bukit Cilenguk. Kami nikmati hari itu dengan rasa syukur[]

NB:

Tak ada tiket masuk di tempat yang kami kunjungi. Hanya senyum keramahan serta adab yang perlu disiapkan sebagai tiketnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun