Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Maaf Pram, 13 Tahun yang Lalu Aku Memakimu

3 Juni 2019   13:50 Diperbarui: 3 Juni 2019   20:30 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang Pramoedya Ananta Toer menasehatiku. Ia berujar, "Tulis apa saja yang ada dipikiranmu. Jangan takut dibilang jelek tak bermutu. Suatu ketika tulisan itu pasti berguna"

"Aku sudah mengikuti anjuranmu, Pram! Dan memang tulisanku jelek tak berbobot. Itu dibuktikan dengan ditolaknya tulisan-tulisanku. Media-media massa telah aku bombardir dengan amunisi penuh. Aku frustasi, benar-benar frustasi, Pram!

"Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan berhasil...."

"Ngomong itu mudah, Pram"

"Kita semua harus menerima kenyataan, tapi menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi berkembang....kalau kamu tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak, karena fungsi hidupnya hanya beternak diri"

"Dan hari ini aku lagi jatuh rindu. Kena hantam badai cinta, Pram!

Seorang gadis kecil arah utara merajam hatiku! Segi positifnya, aku ingin menulis lagi, cari koin untuk menggelembungkan pundi-pundi. Sebab, cinta harus bermodal.

Kami telah bangkrut! kantong kami bertiga telah dibuat hangus terbakar sampai dasar, buat nyenengin gadis-gadis itu.

"Juga jangan jadi kriminil dalam percintaan-yang menaklukan wanita dengan gemerincing ringgit, kilau harta dan pangkat. Lelaki belakangan ini adalah kriminil, sedang perempuan yang tertaklukan adalah pelacur....
Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari"

"Jatuh cinta itu lumrahkan, Pram?!"

"Cinta itu indah....juga kebinasaan yang akan membuntutinya...."

"Daripada kamu, pelitnyanya naudzubillah. Mbok duitmu buat traktir orang. Ingat Pram, mati tidak bawa duit!"

"Pada akhirnya persoalan hidup adalah persoalan menunda mati, biarpun orang-orang yang bijaksana lebih suka mati sekali daripada berkali-kali"

Pram, pikiranku lagi ngeres. Siapa lagi kalau nggak Friska. Sialan! Bener-bener sialan! Dus!"

"Jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama. Kan kau sendiri pernah bercerita padaku: nenek moyang kita menggunakan nama yang hebat-hebat, dan dengannya ingin mengesani dunia dengan kehebatannya-kehebatan dalam kekosongan...."

"Kamu pernah ngeres, Pram? Pasti pernah! Nggak usah bohong!"

"Semua yang terjadi dibawah kolong langit adalah urusan setiap orang yang berpikir"

"Pernah makan Pizza Hut, Pram? Belumkan? Di lemari es ku ada 4 potong, mau? Nggak suka? Dasar primitif! Goblok!"

"Kowe kira, kalo sudah pake pakean Eropa, bersama orang Eropa, bisa sedikit bicara Belanda lantas jadi Eropa? Tetap monyet!

"Ternyata kamu bisa marah? Mau melawan aku?!"

"Dengan melawan kita takkan sepenuh kalah"

"Yang penting jangan hanya omong kosong. Ketika face a face lari tunggang langgang. Yang begitu aku sering lihat, Pram"

"Kekuatan yang kita miliki mungkinlah tidak sebanding dengan ketidakadilan yang ada, tapi satu hal yang pasti: Tuhan tahu bahwa kita telah berusaha melawan...."

"Aku lelah ngomong sama kamu, Pram. Kalau boleh jujur, kamu tipikal mau menangnya sendiri!"

"Mengobrol adalah suatu pekerjaan yang tak membosankan, menyenangkan, dan biasanya panjang-panjang.
Apakah gunanya pendapat kalau hanya untuk diketahui sendiri?
Aku kira, setiap penulis yang jujur, akhir kelaknya akan kecewa dan dikecewakan"

*Solo, April 2006*

Catatan kaki
:
Jawaban Pram adalah Qoutes dari Bumi Manusia, bukan pasar malam, dsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun