"Daripada kamu, pelitnyanya naudzubillah. Mbok duitmu buat traktir orang. Ingat Pram, mati tidak bawa duit!"
"Pada akhirnya persoalan hidup adalah persoalan menunda mati, biarpun orang-orang yang bijaksana lebih suka mati sekali daripada berkali-kali"
Pram, pikiranku lagi ngeres. Siapa lagi kalau nggak Friska. Sialan! Bener-bener sialan! Dus!"
"Jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama. Kan kau sendiri pernah bercerita padaku: nenek moyang kita menggunakan nama yang hebat-hebat, dan dengannya ingin mengesani dunia dengan kehebatannya-kehebatan dalam kekosongan...."
"Kamu pernah ngeres, Pram? Pasti pernah! Nggak usah bohong!"
"Semua yang terjadi dibawah kolong langit adalah urusan setiap orang yang berpikir"
"Pernah makan Pizza Hut, Pram? Belumkan? Di lemari es ku ada 4 potong, mau? Nggak suka? Dasar primitif! Goblok!"
"Kowe kira, kalo sudah pake pakean Eropa, bersama orang Eropa, bisa sedikit bicara Belanda lantas jadi Eropa? Tetap monyet!
"Ternyata kamu bisa marah? Mau melawan aku?!"
"Dengan melawan kita takkan sepenuh kalah"
"Yang penting jangan hanya omong kosong. Ketika face a face lari tunggang langgang. Yang begitu aku sering lihat, Pram"
"Kekuatan yang kita miliki mungkinlah tidak sebanding dengan ketidakadilan yang ada, tapi satu hal yang pasti: Tuhan tahu bahwa kita telah berusaha melawan...."