Kenapa sebuah obyek wisata sepi pengunjung? Banyak faktor, diantaranya, jangkauannya sulit karena akses jalan, petunjuk kurang memadai, atau obyek itu tidak menarik (uninstagramable) bagi sebagian orang. Misal, candi yang tak berbentuk atau tidak utuh menjulang. Buat aku pribadi, mengunjungi suatu tempat bukan berhitung dengan keelokan saja, tapi faktor sejarah juga menjadi bagian penting.
Mengelilingi area candi, aku tidak mendapatkan petunjuk apapun mengenai hal ihwal candi Sari. Mungkin Balai Penelitian dan Cagar Budaya (BPCB) Jateng sedang berupaya menguaknya.
Usai dari Candi Sari, aku beranjak menuju candi Lawang. Tujuan utamaku adalah ini. Aku menerobos jalan beberapa dukuh.
Ini berlaku juga bagi aku. Sampai disana aku harus menunda untuk dapat masuk.
"Kan bisa meloncat, atau buka pintu pagar? Bukankah tidak digembok?"
Itu tindakan buruk. Sebagai pengunjung, aku harus menjaga marwah. Sebenarnya bisa masuk dengan cara begitu. Tapi jangan!
Candi ini merupakan candi Hindu, dapat diketahui dari ditemukannya yoni. Waktu pembangunannya belum dapat diungkap secara pasti. Berdasarkan langgam bangunan berbentuk genta dan setengah lingkaran dapat kita ketahui periodesasinya saja, yaitu, antara tahun 750 masehi hingga 800 masehi.