Ada sebagian kalian mesti beranggapan, "Tahayul! Efek kokean nonton 'Dunia Lain' yo ngene iki. Dasar menungso Endonesa!"
"Terserah elu, deh. Kalian yang paling bener. Tapi apakah sampeyan sempet buka Al-Qur'an dibagian surat dengan ayat yang bunyinya: Aku Ciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepadaKu. Jadi, didunia ini tidak hanya manusia yang berhak hidup. Jin peri perayangan juga dikasih tempat oleh Tuhan. Kemungkinan di museum ini salah satunya. Yang mengaku muslim pasti pernah buka kitab sucimu?"
Ups, nggak usah diperdebatkan. Kembali ke bahasan museum ini ya?
Benarlah, hanya segelintir orang dengan niatan, "Aku ingin tahu, apa sih isi museum?" yang rela menyisihkan waktu untuk berani berkunjung.
Radya Pustaka siang itu hanya disambangi lima orang, terdiri dari: saya, 2 orang fotografer dari sebuah komunitas dan sepasang bule.
Sekarang orang lebih gemar ke mall dan destinasi lain ketimbang berkunjung ke "mbah buyut". Anak-anak sekarang tidak banyak yang mengenal museum dikota ini. Padahal pihak pengelola sudah meng-Gratis-kan biaya masuk alias tidak dipungut restibusi!
"Lha museum isinya kurang menarik. Barang "rosok" semua, om"
"Siapa bilang? Kamu pernah mendatangi? Jangan hanya mendengar kabar atau 'katanya'. Datangi dulu baru komentar"