Isinya mengenai akta jual beli sebidang tanah. Disebutkan bahwa pada tanggal 10 paro terang bulan Jyesta tahun 807 Saka ( 29 April 885 Masehi) Dang Acaryya Munindra membeli sawah di Kurungan dari para pejabat desa Parhyangan wilayah Wurutunggal seharga 1 kati untuk di jadikan Sima guna membiayai bangunan suci. Penulisnya ialah Sang Jyo.
* Prasasti Banjaran II: Prasasti ini dibuat pada 974 Saka (1058 Masehi). Sebenarnya, prasasti ini merupakan salinan dari masa Majapahit dibuat pada 1336 Masehi. Ditemukan di desa Banjarum, kabupaten Tuban Jawa Timur. Â
Isinya menceritakan mengenai desa Banjaran sebagai sima (daerah merdeka bebas pajak untuk kerajaan), anugerah raja kepada Samya Haji di Banjaran yang telah membantu memulihkan kembali kekuasaan raja.
(semua dipahat pada lempengan tembaga)
Dibuat oleh putra mahkota Pakubuwono IV yaitu Raden Mas Sugandhi/KGPAA Mangkunagoro III, dari kayu jati dari hutan Donoloyo, Â Wonogiri. Namanya diambil dari tokoh wayang purwa, Raden Rajamala. Duplikatnya disimpan di museum Karaton Solo) dan benda sejarah lainnya.
Sebuah layar led melengkapi pengembaraan kalian, akan mengisahkan peran sungai Bengawan Solo semasa raja  Surakarta menggunakan jalurnya untuk pelayaran menuju ujung timur.
Sebuah lemari kayu kuno dengan kaca sebagai ornamen pelindung, didalamnya tampak beberapa pelana kuda beserta perangkat pendamping juga foto seekor kuda.
Padahal diawal masuk saya tidak lupa suluk salam, "Assalamu'allaikum". Ah, baureksone pasti tidak berkenan. Saya coba mengambil gambar sekali lagi dan dilambari, "Bismillahirrohmanirrohim...." eh, berhasil. Satu saja cukup deh. Baginya, mungkin saya dianggap kurang sopan.
"Nggak ada maksud nganggu kok, mbah. Saya hanya niat untuk bagikan buat kompasianer".