Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Museum Radya Pustaka, Berkerudung Sunyi di Tengah Hiruk Pikuk Kota

1 Agustus 2018   19:53 Diperbarui: 2 Agustus 2018   14:07 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum beranjak, mas satpam memberikan penjelasan,"Pak, nanti kalau mengambil gambar jangan pakai blitz. Baik dari HP atau kamera. Serta jangan sekalipun menyentuh koleksinya".

Yang pernah aku alami, biasanya, anjuran itu untuk pertunjukan theater atau event khusus. Tapi ikuti saja. Sebagai tamu harus tunduk pada peraturan.

"Baik, mas"

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
Menapaki undak-undakan awal dari "pengembaraan" siang ini. Ternyata gambaran saya tentang isi museum ini tak ada dalam benak. Ingatanku benar-benar musnah. Dari teras sampai pintu keluar, apa yang ada di kepala pupus.

Saya seperti memasuki tanah asing. Padahal saya ingat banget, puluhan tahun silam kaki saya pernah menginjak lantai museum.

Untuk diketahui, sebelum dijadikan Museum dulunya destinasi ini rumah seorang warga Belanda, Johannes Busselaar, yang dibeli oleh Pakubuwono X. Sebutannya Lodji Kadipolo.

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
Karena menempati bangunan bekas kediaman maka wajar kalau kita akan dapati;

1. Teras: di sini pandangan saya dimeriahkan oleh arca batu Durga Mahisasuramardini (diyakini berasal dari abad 7-10 Masehi, ditemukan di Prambanan Klaten), arca Ganesha, meriam beroda, meriam tanpa roda (mirip meriam Si jagur), (mirip) lumpang batu (terletak dipojok-saya yakin pengunjung akan menafikannya). 

Beberapanya sepasang dan diletakkan di kiri kanan. Mengamati secara dekat merupakan kesukaan saya. Guratan tatahan menyisakan jejak berabad-abad lampau.

2. Ruang tamu: meja marmer dan kursi (ada yang jebol alasnya) berjumlah empat menempati kiri dan kanan. Sebuah layar led menyajikan cerita andilnya bangsa Eropa dalam putaran sejarah bangsa ini. Beragam topeng berjejer, topi kebesaran militer kraton, tali kepangkatan kraton, sabuk/ikat pinggang, kuluk songkok bupati, kuluk penghulu,  blangkon cateman, blangkon pengantin, blangkon pletrekan, blangkon yogyakarta, kuluk kanigoro, kuluk kanigoro pangeran, sabuk boro, samir.

Ketika akan mengambil gambar saya benahi dulu fitur kamera HP. Blitz diposisikan off.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun