Juga tempat administrasi Museum. Disinilah mengambil tiketnya. Saya hanya disuruh membayar Rp.7500 (hari biasa), kalau liburan seperti tertulis dibelakang mbaknya penjaga loket Rp.10.000. Murah bukan? Petugasnya sungguh ramah sekalian menjelaskan jaket dan tas mohon dititipkan diseberang. Mas yang disana memberikan kunci loker. Â
Memasuki ruang Wedharing Wacana bau dupa langsung menguar. Hidungku mengendus aura wewangi khas jawa. Aura mistis? menyeret jiwaku. Disudut, Layar led menyuguhkan tentang kondisi Kotaku tercinta Solo (Surakarta) Â jaman dahulu dengan di gelayuti gending Jawa "Lancaran Solo Berseri" ciptaan Ki Anom Suroto.
"Berseri..berseri...bersih sehat rapi indah. Pancen nyoto prokonco kang gusrono..mujutake Surokarto kutho budhoyo....pariwisoto....lan olahrogo. Musmisuwur sedulur jaban rangka wusgena. Ngudangake kuto Solo tanpo nendro. Dadio budayaning bongso mring kuncoro. Berseri...berseri...bersih sehat rapi indah...."
 Puluhan keris menempati tempatnya. Amatilah secara fokus pamornya, lekuknya, guratan akan muncul berbentuk abstrak. Mainkan imajinasimu dengan "menangkap" satu keris. Cerita-cerita akan mengapung dikepalamu. Beberapa senjata dari daerah lain juga ditampilkan, badik, Kujang, Mandau, Rencong, bahkan keris dari Moro (Philipina) dengan ukiran gaya Moro-hibah dari Kemendikbud RI Jakarta-tertata dikotak kaca.
Beberapa tombak dijejer menyandang keperkasaan. Mengingatkan akan prajurit kraton berbaris siap perang. Melangkah gagah dengan optimisme menang. Ragam jenis menjadi pengetahuanku diantaranya, Tombak bener, tombak luk 3, dst.
Melihat koleksinya, terlihat keris jawa mendominasi. Tapi bisa jadi dikemudian hari, keris dari daerah lain mendapat porsi imbang. Museum ini memang belum menampung harapan semua orang (dalam hal koleksi). Namun patut kita apresiasi kepada pihak-pihak yang sudah mau mewujudkan satu tambahan destinasi baru di kota ini. Saya sih yakin, semakin banyak gaman (senjata) Â yang ditampilkan serta gencarnya promosi, museum ini akan menjadi wisata wajib bagi masyarakat, khususnya kaum pelajar.
(Selesai)