Saking kesalnya mereka memaki si meriam,"Domme kanonnen! (meriam goblok!)
Setiap mau disulut dan diarahkan pada bala prajurit Diponegoro selalu mejen (tidak bunyi, mampet). Usut punya usut, biang masalahnya keris yang disandang sang Pangeran. Kok bisa? Begini, setiap dicabut dari sarungnya ada daya mistis yang menerobos cepat menutup ujung meriam. Masalah benar atau tidak, wallahu a'lam bi shawab.
Hingga suatu malam selepas Isya, kakek mewanti-wanti ibu untuk membukakan pintu jika nanti ada ketukan. Sebelumnya akan saya jelaskan kondisi desa kakek saya.Â
Sebuah desa yang jika dipagi hari dan kondisi cerah nirkabut akan tampak gunung Merbabu, gunung Merapi, gunung tidar, gunung Sumbing dan Sindoro, mengelilingi mirip komedi putar. Hawa dingin njekut tidak alpa hadir setiap pagi. Belum tersentuh listrik. Kalau mau memenuhi hajatan malam hari-perkawinan atau tahlilan-harus jalan kaki dan bawa oncor (obor) sebagai penerangan.Â
Kondisinya gelap gulita. Begitulah, dalam suasana malam ditingkahi bunyi derik serangga serta burung hantu (memang banyak terdapat) sebuah ketukan menyala. Sebelumnya kakek mengingatkan, kalau melihat sesuatu diamkan saja. Dengan langkah mantap (ibu saya termasuk tipe pemberani) beliau menuju pintu. Rumah kakek besar dengan ruang tamu sungguh luas (sebab kadang dijadikan menyimpan gundukan padi yang belum kering ketika dijemur).Â
Manakala pintu dibuka, sesosok harimau loreng sebesar habitatnya di Sumatera tampak diam dengan sorot mata tajam. Ibu tercekat, tapi pesan kakek beliau terapkan. Binatang berbulu itu masuk melangkahkan kaki dengan tenang. Terus hingga menuju kamar dimana kakek telah menunggu. Dibelakang, ibu hanya menatap tanpa berucap. Selidik punya selidik, harimau itu adalah ujud dari keris kakek yang dipinjemkan. "Dia" pulang sendiri kerumahnya.
(Boleh percaya boleh tidak. Tapi yang jelas, percayalah pada Tuhanmu-Pemilik Kekuatan Maha Dahsyat, Pencipta segala makhluk).
Jika bus parkirnya didepan museum sepanjang jalan Bhayangkara. Naiklah kembali dan pintu masuk akan menawarkan hamparan persahabatan. Pancaran kemegahan hingga keluasan tampil melegakan.