Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Sebelas Hari "Terperangkap" di GBK

13 Juli 2018   21:16 Diperbarui: 14 Juli 2018   18:08 2557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara dari panggung utama selama pameran berlangsung menerobos telinga. Publik figure menjadi pembicara di beberapa sesion. IBF 2013 menurut saya memang spektakuler. Kok kaya' martabak to mas?

Bila lapak telah ditutup-jam 21.00 WIB kami berdua menelusuri komplek GBK. Sekalian cari makan malam. Kami sadar, hanya siomay lah yang akan menyambut serta mengisi lambung, lainnya sudah tiarap. Disebuah plasa? (ada kaya pancuran tapi sudah mati?) menjadi lokasi favorit kami. Sebab, abang penjual siomay selalu nongkrong di situ. Dari perbincangan antara kami dengannya terungkaplah, bahwa si abang berasal dari Tasikmalaya. Sudah sekitar 3 tahun mengais rejeki di Jakarta. Dia jualan siomay dari seorang juragan.

"Pulang jam berapa, bang?"
"Nggak mesti. Kalau habis ya cepat (maksudnya cepat pulang) kalau belum laku ya masih keliling."

Busyeet! Padahal ini hampir mendekati jam 11 malam. Saya lihat siomaynya masih banyak dan masih panas. Yosef memasukkan potongan-potongan berbalut bumbu kacang dengan lahap ke mulutnya.

"Sebenarnya masuk ke sini nggak boleh. Tapi saya cari celah, kucing-kucingan ama petugasnya, Mas," ujar si abang.

Pikiran saya membayang di bawah kubah malam yang pekat, manusia itu jalan hidupnya unik serta mempunyai alur sendiri-sendiri. Kami, abang penjual siomay, mbak-mbak penjaga warung, arek-arek Surabaya, Salim A Fillah, Fuad Baradja, petugas parkir telah menunaikan tugas dan kewajibannya. Makanya kita tidak perlu protes pada Tuhan. Semua mempunyai peran masing-masing. Jangan merasa kecil diri jika dipandang profesinya nggak bonafide. Lagian, kita itu punya kehidupan yang harus disyukuri, orang lain sebatas hubungan sosial.

Selama menjalankan pekerjaan, posisi berdiri dan berteriak mendominasi tubuhku. Hal itu menimbulkan dampak kecapekan. Akibatnya usai tutup lapak kami kadang langsung tidur. Paling celaka lagi, jika dihinggapi mimpi basah. "Itu bukan celaka, mas. Tapi bagian dari rencana Tuhan agar sampeyan mandi malam".

Ya, benar juga. Tapi bisa kalian rasakan, sendirian di keheningan jegar-jegur keramas di toilet GBK. Tahu kondisinya? Beberapa di antaranya kurang memenuhi standar kebersihanku. Bau pesing kadang melintas-bisa tipis bisa tebal. Terpaksa saya guyur lagi hingga lenyap. Embernya saya kuras. Siap mandi junub jam setengah empat pagi.

Penerangan di toilet sangat terang. Jadi walau di beberapa titik dimatikan tapi khusus toilet dibiarkan kencar-kencar. Ada kebijakan, setelah jam 23.00 WIB pihak pengelola akan mematikan lampu di setiap stand, sekaligus AC-nya.

Berkutat dengan buku merupakan kesenangan tersendiri. Saya sudah mempetakan, mana lapak yang bukunya saya incar. Walaupun event ini berlabel Islam, tapi buku yang dijual tak semuanya harus bernafas ke Islaman. Sebab, saya menemukan beberapa novel umum ketika berburu di lapak teman-teman. Beberapa yang saya inginkan sukses terbungkus tas kresek. Tapi saya harus kalkulasi-sebab kadang kalap, karena ada rencana membelikan oleh-oleh buat ponakan: Kamus bahasa Arab-Indonesia dan kaos produksi kawulo Jogja (murah hanya 65 ribu).

Ada keinginan memborong buku. Begitu melimpahnya bisa membuat pengunjung lupa diri, termasuk saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun