Kedua, klien harus mengungkapkan secara jelas aspek apa yang ingin diatasi dengan hipnoterapi.
Hal ini berkaitan dengan kesadaran klien akan masalahnya. Klien harus sungguh-sungguh menyadari masalah yang dialaminya dan mengungkapkan secara detail dan jelas, aspek apa yang mau dibantu diatasi.
Masih ada orang berpikir kalau seorang hipnoterapis itu seperti dukun peramal. Orang tidak mengungkapkan masalahnya secara lengkap dan detail tetapi berharap hipnoterapisnya sudah mengetahui seluruh permasalahannya. Ini tentu sebuah pandangan yang sangat keliru. Klien perlu mengungkapkan masalahnya secara rinci agar hipnoterapi dapat membantunya dengan lebih maksimal.
Agar efektif, dalam satu sesi hipnoterapi hanya satu aspek saja yang dibereskan. Misalnya seorang klien mengeluh soal rasa takut. 'Merasa takut' ini masih terlalu umum. Harus dijelaskan lebih lengkap, takut terhadap apa atau siapa?Â
Aspeknya menjadi jelas untuk ditangani kalau misalnya takut kecoa, atau takut sendirian di tempat gelap, atau takut kalau bertemu orang baru, dan sebagainya
Juga perlu disadari bahwa dalam satu sesi terapi hanya ditangani satu aspek saja, bukan borongan, agar hasilnya benar-benar efektif. Untuk itu klien perlu menetapkan dengan hati-hati dan jelas aspek apa yang paling utama dan penting untuk dibereskan terlebih dahulu dalam sesi hipoterapi yang akan dijalaninya saat itu.
Ketiga, klien mengizinkan dirinya untuk diterapi.
Seseorang yang memutuskan untuk menjalani sesi hipnoterapi, bahkan sudah berada di dalam ruang terapi belum tentu sudah siap untuk diterapi. Kalau pun secara sadar ia menyatakan sudah siap, pikiran bawah sadarnya belum tentu mengijinkan klien untuk diterapi. Bisa jadi masih ada ganjalan di hati, ada rasa takut yang masih tersisa, atau kondisi lain yang membuat klien belum sepenuhnya siap seratus persen untuk diterapi.
Untuk itu klien perlu menyadari untuk sungguh-sungguh menyiapkan diri, termasuk mengijinkan dirinya untuk diterapi. Mengijinkan diri berarti klien menyatakan diri secara utuh baik secara pikiran sadar maupun pikiran bawah sadar, baik pernyataan lisan maupun dalam hati atau membatin, sepenuhnya untuk mau menjalani sesi hipnoterapi.
Perlu disadari bahwa kondisi hipnosis yang dialami seseorang itu pada prinsipnya adalah self-hypnosis. Artinya untuk masuk ke dalam kondisi pikiran yang fokus dan rileks sebenarnya hanya dapat dilakukan oleh orang itu sendiri. Demikian pula dengan terapi, orang itu sendirilah yang menyembuhkan diri sendiri. Tugas hipnoterapis hanya membantu karena ia memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang hipnosis dan hipnoterapi.
Keempat, harus ada niat sungguh-sungguh dari diri sendiri untuk berubah atau keluar dari masalah.