Beberapa waktu lalu seorang klien datang dengan keluhan mudah marah dan sedih. Tak ada hujan, tak ada badai, tiba-tiba muncul perasaan marah dan tersinggung yang menggunung. Kadang hanya terpicu hal sepele, emosi marah dan tersinggungnya cepat memuncak. Anehnya lagi, selang beberap waktu kemudian muncul perasaan lain yang begitu kuat, merasa sedih.
Rasanya tak ada alasan nyata yang membuatnya sedih, namun faktanya ia bahkan sampai menangis karena rasa sedih yang begitu mendalam itu. Sudah lebih dari tiga bulan ini ia merasa tidak nyaman dengan perasaannya yang mudah muncul dan hilang bergantian.
Sani, bukan nama yang sebenarnya, akhirnya meminta bantuan saya untuk mengatasi masalahnya. Ia menyadari hal ini akan mengganggu hidupnya kalau dibiarkan. Itulah sebabnya, Sani yang berusia 24 tahun, memutuskan untuk menjalani hipnoterapi. Dengan niat dan tekad yang bulat, gadis yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi swasta ini, memutuskan untuk keluar dari permasalahan yang dialaminya selama ini.
Sesuai prosedur terapi yang berlaku, setelah mendengarkan keluhan klien tentang masalahnya, saya menjelaskan tentang hipnoterapi dan bagaimana proses yang akan berlangsung.
Klien dipastikan memahami dan mengetahui dengan tepat, apa yang akan terjadi dalam sesi hipnoterapi yang berlangsung. Pertama-tama, klien akan dibimbing masuk ke dalam kondisi relaksasi yang sangat dalam dan menyenangkan secara presisi. Kemudian selanjutnya klien dibantu untuk menemukan akar masalahnya dan menyelesaikannya dengan teknik-teknik pilihan yang sangat efektif.
Setelah Sani benar-benar paham dan siap untuk jalani proses, saya membimbingnya ke dalam kondisi relaksasi yang sangat dalam dan menyenangkan dengan sangat mudah.
Biasanya klien yang sudah sangat siap, sudah percaya sepenuhnya kepada terapis dan bersikap pasrah total, proses menuju relaksasi akan dicapai dengan sangat mudah. Dalam kondisi kedalaman pikiran tertentu ini, proses menggali akar masalah dan menyelesaikannya akan berlangsung dengan mudah.
Kini tibalah saat yang mendebarkan itu. Apa yang menyebabkan Sani merasa mudah marah dan cepat sedih secara bergantian? Saat diwawancarai pada awal pertemuan, Sani sama sekali tidak ingat, bahkan tidak tahu apa yang membuat dirinya merasa seperti itu.
Ia sudah berusaha keras untuk mengetahui, apakah ada kejadian dalam hidupnya yang menyebabkan emosi atau perasaan yang dialaminya selama ini, namun usahanya sia-sia.
Pada umumnya klien tidak ingat atau tidak tahu apa yang menjadi akar masalahnya, apalagi kalau peristiwa itu terjadi pada masa kanak-kanak, bayi, apalagi masih janin dalam kandungan ibunya.
Dengan cermat dan teliti, saya membantu klien untuk menelusuri apa yang menjadi penyebab adanya emosi yang dialami klien. Dengan teknik regresi, berbekal bahan bakar perasaan yang dialami oleh klien, ditemukan kejadian yang tak pernah diduga sebelumnya.Â
Saat klien berusia tiga bulan dalam kandungan, ya, tiga bulan masih sebagai janin dalam kandungan ibunya. Ada sesuatu yang terjadi. Bisa disebut sesuatu banget, kata anak jaman now. Apaitu? Anda penasaran? Saya juga.
"Kami tidak terima kalau dia anak perempuan!"Bagai petir di siang bolong, kalimat itu meluncur begitu saja dari introject opa dan omanya. Begitu mendengarkan hasil USG, yang menyatakan bahwa janin ini berjenis kelamin perempuan, opa dan omanya tidak menerima kenyataan ini. Mereka menghendaki cucu laki-laki.
Itu sudah dirindukan sejak lama. Dengan pikiran bawah sadarnya, janin merespon sikap opa dan omanya dengan perasaan sedih sekaligus marah. Ia sedih dan marah, karena merasa ditolak dan tidak diinginkan. Inilah yang biang kerok awal mula terjadinya masalah klien dewasa saat ini.
Inilah rahasia pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar tetap menyimpan memori kejadian ini, sehingga akhirnya bisa tergali, diaktifkan kembali, dan dimunculkan data-datanya dengan jelas dang amblang.
Banyak orang mengira bayi atau janin tidak pernah akan tahu peristiwa apapun yang terjadi dalam hidupnya. Inilah bedanya pikiran bawah sadar dan pikiran sadar. Pikiran bawah sadar bisa menyimpan semua memori dari kejadian penting dengan intensitas emosi yang tinggi.
Memori ini dapat diaktifkan kembali dalam kondisi kedalaman pikiran tertentu dengan teknik tertentu pula. Sementara pikirans adar bukan menyimpan memori, tapi hanya menyampaikan setelah menyeleksinya terlebih dahulu. Kedua lapisan pikiran ini memang berbeda sifat dan isinya.
Selanjutnya dengan teknik-teknik pilihan tertentu, masalah yang dialami janin diselesaikan dengan cepat dan mudah. Janin akhirnya merasa bahagia dan ceria kembali.Â
Semua emosi negatif yang terkait dengan peristiswa itu dirilis secara tuntas. Edukasi dan penanaman program positif dilakukan dengan lancar dan nyaman. Uji-coba hasil terapi pun dilakukan.
Hasinya, klien merasa nyaman dan lega. Ketika dihadapkan pada situasi, kejadian, tempat dan orang-orang seperti sebelumnya, klien merasa biasa, bahkan merasa senang dan lebih sabar.Itu berarti klien benar-benar sudah keluar dari masalahnya. Masih ada tahapan evaluasi terhadap apa yang sudah diproses.
 Dan ternyata, hasilnya bersifat stabil. Artinya klien merasa sudah benar-benar berhasil keluar dari masalahnya. Ia merasa tidak terpengaruh lagi dengan kondisi emosi sebelumnya.
Beberapa waktu kemudian, Sani mengabarkan bahwa ia sudah merasa biasa-biasa ketika berhadapan dengan situasi pemicu seperti sebelumnya. Bahkan ia sempat menanyakan kebenaran peristiwa yang terjadi saat ia tiga bulan dalam kandungan ibunya kepada ibunya. Ibunya kaget, mengapa Sani menanyakan hal itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H