Saat klien berusia tiga bulan dalam kandungan, ya, tiga bulan masih sebagai janin dalam kandungan ibunya. Ada sesuatu yang terjadi. Bisa disebut sesuatu banget, kata anak jaman now. Apaitu? Anda penasaran? Saya juga.
"Kami tidak terima kalau dia anak perempuan!"Bagai petir di siang bolong, kalimat itu meluncur begitu saja dari introject opa dan omanya. Begitu mendengarkan hasil USG, yang menyatakan bahwa janin ini berjenis kelamin perempuan, opa dan omanya tidak menerima kenyataan ini. Mereka menghendaki cucu laki-laki.
Itu sudah dirindukan sejak lama. Dengan pikiran bawah sadarnya, janin merespon sikap opa dan omanya dengan perasaan sedih sekaligus marah. Ia sedih dan marah, karena merasa ditolak dan tidak diinginkan. Inilah yang biang kerok awal mula terjadinya masalah klien dewasa saat ini.
Inilah rahasia pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar tetap menyimpan memori kejadian ini, sehingga akhirnya bisa tergali, diaktifkan kembali, dan dimunculkan data-datanya dengan jelas dang amblang.
Banyak orang mengira bayi atau janin tidak pernah akan tahu peristiwa apapun yang terjadi dalam hidupnya. Inilah bedanya pikiran bawah sadar dan pikiran sadar. Pikiran bawah sadar bisa menyimpan semua memori dari kejadian penting dengan intensitas emosi yang tinggi.
Memori ini dapat diaktifkan kembali dalam kondisi kedalaman pikiran tertentu dengan teknik tertentu pula. Sementara pikirans adar bukan menyimpan memori, tapi hanya menyampaikan setelah menyeleksinya terlebih dahulu. Kedua lapisan pikiran ini memang berbeda sifat dan isinya.
Selanjutnya dengan teknik-teknik pilihan tertentu, masalah yang dialami janin diselesaikan dengan cepat dan mudah. Janin akhirnya merasa bahagia dan ceria kembali.Â
Semua emosi negatif yang terkait dengan peristiswa itu dirilis secara tuntas. Edukasi dan penanaman program positif dilakukan dengan lancar dan nyaman. Uji-coba hasil terapi pun dilakukan.
Hasinya, klien merasa nyaman dan lega. Ketika dihadapkan pada situasi, kejadian, tempat dan orang-orang seperti sebelumnya, klien merasa biasa, bahkan merasa senang dan lebih sabar.Itu berarti klien benar-benar sudah keluar dari masalahnya. Masih ada tahapan evaluasi terhadap apa yang sudah diproses.
 Dan ternyata, hasilnya bersifat stabil. Artinya klien merasa sudah benar-benar berhasil keluar dari masalahnya. Ia merasa tidak terpengaruh lagi dengan kondisi emosi sebelumnya.
Beberapa waktu kemudian, Sani mengabarkan bahwa ia sudah merasa biasa-biasa ketika berhadapan dengan situasi pemicu seperti sebelumnya. Bahkan ia sempat menanyakan kebenaran peristiwa yang terjadi saat ia tiga bulan dalam kandungan ibunya kepada ibunya. Ibunya kaget, mengapa Sani menanyakan hal itu.