Rasa marah merupakan salah satu emosi yang sering kita alami setiap hari. Intensitasnya bias berbeda-beda mulai dari yang ringan sampai yang tingkat berat, tergantung dari besar-kecilnya pemicu dan banyak sedikitnya cadangan rasa marah yang tertimbun dalam gudang pikiran bawah sadar.
Rasa marah itu bias bermanfaat dan produktif bila terjadi pada situasi dan kondisi yang tepat dalam kadar yang berimbang. Namun demikian luapan rasa marah yang berlebihan bias menimbulkan banyak dampak negatifnya. Itu baru luapannya, belum lagi yang tersimpan, semakin lama dan semakin intens tersimpan biasanya berdampak sangat merugikan individu yang bersangkutan.
Banyak kerugian yang terjadi bila seseorang terus menyimpan rasa marah, apalagi sampai meningkat menjadi benci dan dendam. Dari sisi fisik, menyimpan rasa marah, dendam dan kebencian menjadi salah satu faktor pemicu berbagai macam penyakit, mulai dari ringan seperti migraine sampai dengan yang berat seperti kanker. Belum lagi aspek lainnya seperti terganggunya keharmonisan dalam keluarga, hubungan sosial, presati hidup, kinerja di kantor atau perusahaan yang pasti mengalami banyak gangguan.
Itulah sebabnya dibutuhkan tips yang efektif dan praktis untuk mengendalikan emosi, bila perlu melepaskannya, bukan hanya menekan atau memendam dalam-dalam. Berikut ini disajikan beberapa tips praktis yang sejalan dengan cara kerja alamiah pikiran sehingga mendapatkan hasil yang lebih efektif.
1. Menyadari dan mengakui
Salah satu langkah yang sangat penting dan mendasar adalah menyadari dan mengakui rasa marah yang sedang dialami. Banyak orang terjebak dalam sikap merasa harus menjadi orang baik, jadi menolak mengakui adanya rasa marah dalam hatinya. Pura-pura menjadi bahagia dan seakan-akan baik-baik saja telah menimbulkan banyak masalah batin yang akhirnya justru merugikan diri sendiri dan orang lain.
Maka tahap menyadari emosi marah merupakan sebuah pintu gerbang menuju pengendalian emosi marah yang efektif. Menyadari itu juga sekaligus berarti mengakui, dan selanjutnya menerima. Menerima diri seutuhnya termasuk perasaan marah  yang sedang dialaminya. Hanya dengan menyadari, mengakui dan menerima sudah mulai terjadi perubahan karena subyek individu mulai mengambil jarak dengan rasa marah sebagai obyek.
Pergeseran ini justru memperkuat kesadaran untuk mengakui dan menerima diri dan emosi marah yang dirasakannya. Semakin kuat level kesadaran, pengakuan dan penerimaan, semakin reda intensitas rasa marahnya.
Jadi begitu muncul rasa marah, sadari bahwa sedang marah. Akui saja bahwa saat ini Anda sedang marah, rasa marah ini muncul dan menyeruak ke dalam ruang batin Anda. Lalu terimalah diri Anda sepenuhnya, termasuk gejolak rasa marah yang muncul saat ini. Jadilah sahabat yang ramah dan menyapanya dengan lembut. Sadari, akui, dan terimalah rasa marah itu, dan rasa marah itu pun mulai mereda.
2. Menarik nafas panjang dan dalam
Cara lain yang sangat efektif adalah dengan memberi perhatian pada nafas. Bila muncul rasa marah yang mulai bergejolak, segera arahkan perhatian pada nafas Anda. Tariklah nafas yang sangat panjang dan dalam, kemudian hembuskan perlahan. Apa pun keadaan hati saat ini, perhatian terus tertuju pada nafas secara detail, mulai dari helaan nafas, ikuti aliran nafasnya, sampai mulai menghembuskan, sampai pada titik akhir.