Akhirnya, banyak anak, banyak rezeki dan banyak berkat tetap berlaku sampai kapan pun, sejauh kita mengakui anak adalah aset berharga. Sebagai aset, anak akan dirawat, dididik dan dijaga dengan sangat bijak. Tanpa memandang status kelas sosial-ekonomi ekonomi. Toh, bukankah banyak anak orang kaya di negeri ini terlibat koruptor. Artinya, mendidik anak tidak semata-mata dengan uang banyak, melainkan kekayaan hati yang diutamakan.
Sebaliknya, jika kita melahirkan anak dan menganggapnya akan membebani ekonomi keluarga, maka anak dijadikan beban semata. Ia pembawa malapetaka keluarga. Ia penyebab keluarga miskin. Tidak jarang, angggapan ini sebagai biang aborsi dan tindakan kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orangtuanya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H