Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Seorang anak kampung, lahir dan bertumbuh di Rajawawo, Ende. Pernah dididik di SMP-SMA St Yoh Berchmans, Mataloko (NTT). Belajar filsafat di Driyarkara tapi diwisuda sebagai sarjana ekonomi di Universitas Krisnadwipayana, Jakarta. Terakhir, Magister Akuntansi pada Pascasarjana Universitas Widyatama Bandung. Menulis untuk sekerdar mengumpulkan kisah yang tercecer. Blog lain: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Di NTT Angka "Stunting" Masih Tertinggi, Sanitasi Kian Terabai

17 Maret 2021   11:25 Diperbarui: 17 Maret 2021   11:57 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi. Foto: Roman Rendusara

Ketiga, masalah persediaan ari bersih. Ini masalah serius di NTT dan dilupakan dalam program pencegahan "stunting". Misalnya, di Kabupaten Rote Ndao, lima desa mengalami krisis air bersih pada Juli 2020. Hal ini dialami hampir setiap tahun. Di Kupang dekat kantor Gubernur, warga masih kesulitan mendapat air bersih dari PDAM. Di Sikka, warga kesulitan air bersih selama Maret-September 2020. Sementara, di Nagekeo, warga Desa Oda Ute menempuh jarak 2 kilometer untuk mengambil air dari sisa kubangan yang mulai mengering. Juga, warga Desa Rendu Wawo terpaksa mengkonsumsi air embun yang keruh.

Akhirnya, jika pemerintah serius mengatasi stunting, pertama, pendidikan pola asuh anak secara berjenjang. Mengembalikan peran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Saya merindukan peran BKKBN seperti zaman orde baru, dengan layar tancapnya, dari kampung ke kampung.

Kedua, serius mengatasi masalah krisis air di berbagai wilayah di NTT. Air itu kehidupan. Selain untuk konsumsi, air yang melimpah juga untuk menyiram tanaman sayur-sayuran. Supaya persediaan sayur setiap rumah tangga tetap terjaga. Konsumsinya meningkat.

Dengan demikian, NTT bisa keluar dari daerah prevalensi "stunting" tertinggi di Tanah Air.

=======

Tulisan ini sudah dipublikasikan di nusalontar.com, 18/2/2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun