Sebagian melakukan pentas seni budaya melalui program kreativitas seni budaya siswa di Desa Basarani dan beberapa desa tetangga. Sebagian menjual anakan tanaman, sebagian lagi menawarkan jasa mengecat rumah warga.
Mereka melakukan untuk menggalang dana, membangun dua kelas darurat yang jauh dari kata layak. Dindingnya terbuat dari susunan bilah bambu. Tiada jendela di ruangan itu karena sudah terwakili celah antarbambu. Atapnya dari seng dengan jarak ketinggian dari lantai tanah tidak sampai 3 meter.
Tidak ada tukang bangunan yang mengerjakan ruang kelas yang tengah dibangun. Siswa pula yang bergotong royong menjadi "tukang bangunan" dipandu guru sekolah. Mereka bekerja dibantu anggota komite sekolah dan orangtua siswa. Setiap hari mereka bekerja dalam empat sif. Setiap kelompok bekerja selama dua jam, dimulai pukul 07.30-16.30 Wita.
Akhirnya, jika ditanya, siapakah pahlawan sesungguhnya di tengah pandemi Covid-19 ini? Pahlawan adalah mereka yang mengajarkan saya tentang kepatuhan terhapap protokol kesehatan pencegahan Covid-19, bukan orang yang hanya mau bantuan pemerintah, tapi tidak mau taat terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Pahlawan adalah mereka yang tetap teguh berjuang tak kenal lelah mengais sedikit rezeki di tengah impitan Covid-19, tanpa berburu antri berdesak-desakan menerima bantuan pemerintah.
Dan pahlawan adalah mereka yang berswadaya membangun sekolah, tidak menuntut banyak dari bantuan pemerintah. Sebab, mereka tahu ekonomi negara sedang resesi.
Selamat memaknai Hari Pahlawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H