Esok harinya, komitmen menjadi aksi nyata. Dua cewek cantik itu adalah Gaby dan Vania. Mereka anak muda yang peduli akan nasib pendidikan dan masa depan generasi NTT. Gaby sangat paham soal arsitektur. Sedangkan, Vania, si penyayang anjing, yang teliti menghitung item demi item bahan-bahan bangunan.Â
Bersama tokoh masyarakat dan pemerintah desa, kami melakukan pemantauan lokasi, pengukuran lahan, merancang bangunan, dan melakukan survei bahan-bahan yang bisa kami dapatkan secara lokal, misalnya ke tempat cetak batu merah dan penjualan pasir.
Baca juga: Memulihkan Semangat Belajar Anak-anak Titehena, Solor, NTT
Hanya tiga hari kami berada di Solor. Rencana tindak lanjut sudah rampung. Pada awal 2018, pembangunan dimulai. Bung Adji dan saya tidak terlibat dalam pembangunan. Hanya sesekali menanyakan perkembangan hingga tahap mana via telepon.
Syukur Tiada Akhir bersama Kompasiana
Akhirnya, pada awal 2019 melalui sebuah media lokal, saya membaca, gedung SD Filial sudah dibangun oleh sebuah Yayasan yang peduli pendidikan dari Jakarta. Dalam hati, saya sangat bersyukur, akhirnya kepedulian itu menjadi sebuah kisah nyata.
Sebagai ungkapan syukur tiada akhir dan terima kasih nan tulus, saya berterima kasih kepada Kompasiana dan K-ners. Melalui wadah ini, sebuah gagasan dan keprihatinan bukan utopia belaka.Â
Airmata warga Titehena menyaksikan kerobohan gedung SD Filial telah berubah menjadi tawa bahagia. Kepada K-ners, terima kasih atas dukungan. Vote dan komen para K-ner adalah doa terbaik untuk masa depan generasi NTT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H