Plt Bupati Ngada Drs Paulus Soliwoa dalam sambutannya yang dibacakan oleh Drs Sidhu Paulinus mengatakan, koperasi harus terlibat dan dapat mengambil peran di dalam persaingan pasar bebas. Koperasi perlu meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengurus, pengawas dan manajemen dalam menghadapi era itu.
Paulus menambahkan, pemerintah Kabupaten Ngada telah meluncurkan program strategis di bidang perkoperasian yakni program penguatan modal kelembagaan koperasi dan bantuan sosial modal usaha bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah. Melalui program strategis ini, pemerintah Kabupaten Ngada berharap, meningkatkan pertumbuhan dan percepatan ekonomi rakyat berbasis koperasi. Untuk itu, lanjut Paulus, dibutuhkan kesadaran, kepercayaan dan semangat juang seluruh komponen koperasi untuk memajukan dan mengembangkan usaha perkoperasian.
Sedikit gambaran, kata Paulus, per 31 Desember 2017, di Ngada terdapat 108 buah koperasi dan 5 koperasi masuk koperasi primer tingkat provinsi. Terdapat 16 koperasi bergabung dalam asuhan Puskopdit Flores Mandiri. Secara keseluruhan jumlah perorangan 108 ribu anggota. Tambah Paulus, angka ini menunjukkan 62,79% penduduk Ngada telah menjadi anggota koperasi.
Paulus mengajak masyarakat yang belum menjadi anggota koperasi agar segera bergabung dalam koperasi.
Terapkan Prinsip "Susahmu, susahku; Susahku, susahmu"
Sementara Pjs Bupati Nagekeo Bapak Kosmas D. Lana, S.H., M.Si dalam sambutannya yang disampaikan oleh Stefanus K.PH Wangge mengatakan, koperasi tetap berpegang pada prinsip kekeluargaan. Melalui semboyan yang sangat bermartabat "susahmu, susahku; susahku, susahmu" menunjukkan hanya melalui koperasi ideologi ekonomi asli Indonesia lahir dalam diri melalui budaya kita.
Kosmas mengemukakan, sejak terbentuknya pada tahun 2007, Nagekeo telah memiliki 457 koperasi. Terdapat 376 koperasi berstatus pra koperasi dan 81 koperasi berbadan hukum. Dari 81 koperasi itu, yang aktif 68 koperasi, sedangkan 13 koperasi sudah tidak aktif. Keanggotaan koperasi secara keseluruhan di Nagekeo sebanyak 64.837 anggota dengan total aset mencapai Rp259,452 milyar. Sebanyak 7 koperasi bergabung dalam Puskopdit Flores Mandiri.
Angka ini menunjukkan, kata Kosmas, menjadi perhatian kita semua, terutama terkait peningkatan manajemen keuangan koperasi dan kualitas SDM-nya.
"Sudah sepatutnya kita terus berbenah diri, menyesuaikan dengan berbagai perubahan yang terjadi. Menumbuhkan kesadaran dan komitmen para fungsionaris kopdit, demi meningkatkan kualitas dan mutu diri sebagai modal dasar mengelola koperasi. Sehingga mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada anggota," kata Kosmas.
Kosmas mengakui bahwa peran Puskopdit sangat nyata dalam mengembangkan koperasi-koperasi primer. Eksistensinya tidak terlepas dari manajemen kepengurusan yang tepat, optimalisasi yang tepat, dan menjalankan fungsinya sebagai pusat pendidikan dan pelatihan.
Tata Kelola Berbasis Sistem bukan Orang