Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara adalah nama pena. Tinggal di Kepi, Desa Rapowawo, Kec. Nangapanda, Ende Flores NTT. Mengenyam pendidikan dasar di SDK Kekandere 2 (1995). SMP-SMA di Seminari St. Yoh. Berchmans, Mataloko, Ngada (2001). Pernah menghidu aroma filsafat di STF Driyarkara Jakarta (2005). Lalu meneguk ilmu ekonomi di Universitas Krisnadwipayana-Jakarta (2010), mengecap pendidikan profesi guru pada Universitas Kristen Indonesia (2011). Meraih Magister Akuntansi pada Universitas Widyatama-Bandung (2023). Pernah meraih Juara II Lomba National Blog Competition oleh Kemendikristek RI 2020. Kanal pribadi: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kopdit dan Pelayanan Berbasis Teknologi

14 Juli 2017   10:51 Diperbarui: 22 November 2017   12:35 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelas B, peserta mendiskusikan tentang Collaborate: Creating Sustainable Competitive Advantage and Member Value Through Technology (Berkolaborasi: Menciptakan Keunggulan Kompetitif yang Berkelanjutan dan Mutu Anggota melalui Teknologi), Network Fees: To support the integrated credit union network system (Beban Jaringan sebagai upaya mendukung sistem jaringan Kopdit yang terintegrasi), Security Mechanisms and Central Fund: Protecting and Managing People's Money (Mekanisme keamadan dan dana sebagai upaya mengamankan dan mengelola Uang Anggota) dan Territory Management: Service Outlets Use (Manajemen Kewilayahan sebagai bagian dari penggunaan outlet pelayanan). Fasilitator materi ini Elenita V. San Roque, CEO ACCU-Bangkok dan Ranjith Hettiarachchi, Project Manager ACCU-Bangkok.

Kelas C, peserta diperkaya dengan pengalaman tata kelola Kopdit/CU secara praktis. Terpilih tiga Kopdit/CU, yakni Kopdit CU Mandiri -- Tebing Tinggi Sumatera Utara, CU Melania -- Bandung dan Kopdit Obor Mas -- Maumere Flores. Ketiganya diwakilkan oleh General Manajer masing -- masing.  

Saya peserta kelas B. Keseluruhan penyajian materi dalam bahasa Inggris. Disediakan juga penerjemah. Perlahan mengikuti dan memahami materi. Saya ingin membagi menu (materi) kelas B dengan rasa dan pokok yang sama, namun membahasakan secara sederhana.

Suka atau tidak, Internet of things membentuk kita mulai hari ini. Ketika mobil bertenaga bensin menggantikan kereta kuda pada awal abad ke-20, dunia perlahan -- lahan menyaksikan semakin pudarnya bengkel kareta kayu dan peternakan kuda. Saat bersamaan, bengkel otomotif tumbuh dan stasiun pengisian bahan bakar bertunas (bermunculan) bak jamur pada musim hujan.

Masa ini tidak bertahan lama, ketika mobil bertenaga bensin beralih menjadi self-driving car yang dikendalikan oleh teknologi (internet) melalui smartphone. Misalnya, taksi dan ojek online, dengan segala kemudahan: cepat, mudah dan murah. Bagaimana bisa? Itulah disruption (Rhenald Kasali, 2017), ketika para incumbent 'tidur nyenyak' tanpa inovasi, dan tak terasa lawan -- lawan tak terlihat 'memotong kaki' para incumbent dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

Bagaimana dengan Kopdit/CU? Our real competition is convenience -- persaingan nyata kita adalah kesempatan. Bagaimana Kopdit/CU bisa lebih memanfaatkan kesempatan kemajuan teknologi, demi menciptakan pelayanan keuangan yang cepat dan murah kepada anggota. Menciptakan keunggulan kompetitif dengan inovasi berbasis internet adalah jawabannya. Dengan demikian, diharapkan mutu anggota Kopdit/CU semakin berkualitas.

Kopdit/CU di bawah naungan Puskopdit Flores Mandiri sudah mengambil peran besar, mempersiapkan insan Kopdit/CU yang kompeten dalam bidang IT. Kualitas SDM manajemen dipahat. Kompetensi diuji. Tanpa meninggalkan nilai, jatidiri dan prinsip Kopdit/CU yang konsisten diterapkan. Sistem manajemen keuangan berbasis komputerisasi dikembangkan. Perlahan, sistem itu mengarah pada program pelayanan online. Dengan harapan, pelayanan kepada anggota semakin cepat, mudah, murah, efektif dan efisien.

Apa jadinya apabila Kopdit/CU tetap mempertahankan pola pelayanan kepada anggota dengan cara 'apa adanya', bisa jadi akan gigit jari seperti Kodak tidak berhasil mengembangkan produknya melawan industri kamera digital, atau seperti Blue Bird yang resah diterpa gelombang taksi online, atau bahkan mati terpuruk seperti wartel mengalahkan derasnya telepon genggam/handphone.

Paling tidak, Kopdit/CU melek teknologi, internet of things dan mulai memikirkan sistem dan pengembangan inovasi pelayanan kepada anggota berbasis IT. Sehingga, konektivitas dan integrasi yang digemakan dalam Lokakarya ini bisa menjadi nyata.

Menurut, Miss Elenita V. San Roque dan Mr Ranjith Hettiarachchi, visi konektivitas dan jaringan yang terintegrasi antar Kopdit/CU, yakni menyokong sumber daya Kopdit/CU, menetapkan standar operasional yang sinergis, dan memacu semangat solidaritas Gerakan.

Hanya dengan konektivitas jaringan yang terintegrasi berbasis IT, kata Miss Elenita dan Mr Ranjith, mekanisme keamanan uang anggota dilindungi dan dikelola secara profesional. Juga manajemen anggota berdasarkan wilayah dilayani lebih optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun