Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Seorang anak kampung, lahir dan bertumbuh di Rajawawo, Ende. Pernah dididik di SMP-SMA St Yoh Berchmans, Mataloko (NTT). Belajar filsafat di Driyarkara tapi diwisuda sebagai sarjana ekonomi di Universitas Krisnadwipayana, Jakarta. Terakhir, Magister Akuntansi pada Pascasarjana Universitas Widyatama Bandung. Menulis untuk sekerdar mengumpulkan kisah yang tercecer. Blog lain: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jangan Sekolah untuk Dapat Pekerjaan

9 Juli 2016   14:34 Diperbarui: 9 Juli 2016   14:39 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ah, inikah pendidikan kita, ketika sekolah adalah tentang “berapa banyak uang yang bisa diraup Yayasan, ketimbang murni mecerdaskan dan melayani anak bangsa. Ketika sekolah adalah tentang mendapatkan pekerjaan, bukan menciptakan pekerjaan. Ketika sekolah adalah soal jaminan kerja (tergantung pada BPJS) bukan kebebasan keuangan (Robert Kiyosaki, 2015).

Akhirnya, “ketika aku berumur lima tahun, ibuku selalu berkata kepadaku, bahwa kebahagiaan adalah kunci kehidupan. Ketika aku bersekolah, mereka bertanya kepadaku, ingin jadi apa aku saat dewasa nanti. Aku menulis, ‘bahagia’. Mereka berkata kepadaku, aku tidak memahami tugas yang diberikan. Dan aku berkata kepada mereka, mereka tidak memahami kehidupan.” (John Lenon). Sebab semestinya, we do not go to school for jobs, but for life.

Catatan: 

Tulisan ini hanya sebagai gugatan sekaligus permenungan bagi sekolah dan pendidikan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun