Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara adalah nama pena. Tinggal di Kepi, Desa Rapowawo, Kec. Nangapanda, Ende Flores NTT. Mengenyam pendidikan dasar di SDK Kekandere 2 (1995). SMP-SMA di Seminari St. Yoh. Berchmans, Mataloko, Ngada (2001). Pernah menghidu aroma filsafat di STF Driyarkara Jakarta (2005). Lalu meneguk ilmu ekonomi di Universitas Krisnadwipayana-Jakarta (2010), mengecap pendidikan profesi guru pada Universitas Kristen Indonesia (2011). Meraih Magister Akuntansi pada Universitas Widyatama-Bandung (2023). Pernah meraih Juara II Lomba National Blog Competition oleh Kemendikristek RI 2020. Kanal pribadi: floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Perjalanan Flores-Pulo Gadung dan Kisah Tusuk Gigi

11 Januari 2016   22:16 Diperbarui: 12 Januari 2016   07:19 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Maaf, Mas, pencungkil gigi ga dijual di sini”, katanya masih bingung.

Serentak seperti paduan suara, tawa kami meledak. Seorang teman terkekeh-kekeh, sambil memegang perut. Satu lagi teman, ia hampir saja terguling-guling di lantai kotor warung itu.

“Mbak, maksudnya tusuk gigi”, kata Rongki, di antara kami yang lebih dewasa. Wajah Gaby berubah seperti tomat masak. Sambil tertawa kecil, kami meninggalkan warung makan itu setelah menyodorkan beberapa lembar uang. Jemputan pun datang.

Akhir cerita, setelah setahun di Jakarta, Gaby tergolong gagal mengadu nasib. Ia lalu hijrah ke kota Yogyakarta, belajar hukum di kampus Unika Atmajaya. Lalu kembali ke kampung halaman, Lembata (NTT). Kuat berhembus kabar, ia pernah mencoba menjadi calon DPRD Lembata pada pileg 2014 kemarin, sayang niat luhur menjadi jembatan “voice of the voiceless” ini belum terwujud. Dan hanya dengan tulisan ini, saya rindu teman saya ini. Sembari tak lupa mendoakannya dari kota Ende. Teman, selamat mencoba lagi di tahun 2019. Semoga sukses.

==========================

Cerita ini berdasarkan fakta, hanya nama disamarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun