Dapat bertemu langsung dengan teman, memberi salam lagi pada Bapak, Ibu guru, menjejak kembali lingkungan sekolah yang satu setengah tahun ditinggalkan karena pandemi adalah pengalaman baru yang menyenangkan. Keyakinan tidak terpapar covid 19 karena telah vaksinasi, dan kesadaran  tetap taat menerapkan protokol kesehatan dengan ketat terus meningkat di kalangan siswa. Sementara keraguan para siswa masih bisa terpapar covid 19 tetap masih ada kendatipun jumlahnya kurang dari 50 persen.
 Pendampingan guru saat PTM
Foto: Y. Rohmadi
Demikian pendapat umum yang mengemuka dari para siswa SMP Maria Mediatrix pada saat hari pertama kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, Senin, 6 September 2021. Kegiatan PTM terbatas di sekolah yang bernaung pada Yayasan Marsudirini ini diikuti oleh 382 siswa dari 667 jumlah keseluruhan siswa. Sementara sisanya belum menyetujui mengikuti PTM terbatas meskipun ada beberapa dari mereka yang telah melakukan vaksinasi.
SMP Maria Mediatrix melaksanakan PTM terbatas pertama pada Senin, 6 September 2021 setelah tren penyebaran  covid 19 di Kota Semarang cenderung melandai pada level 2. Kegiatan PTM terbatas hanya diikuti oleh siswa yang telah mendapat izin dari orang tua. Prosesnya bergantian antara nomor presensi ganjil dan nomor presensi genap. Dengan bergantian tersebut, jarak duduk antarsiswa di kelas masih sesuai dengan syarat standar protokol kesehatan. Kegiatan PTM terbatas ini dilandasi oleh Instruksi Wali Kota Semarang tentang pelaksanaan PTM terbatas pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah di Kota Semarang. Pelaksanaan PTM terbatas di sekolah yang telah berusia 112 tahun ini dikuatkan juga oleh Surat Edaran Yayasan Marsudirini tentang pelaksanaan PTM terbatas di lingkungan sekolah-sekolah Marsudirini di Indonesia.
Kepala SMP Maria Mediatrix, VS. Ariyanto, S. Pd. mengatakan bahwa PTM terbatas ini merupakan solusi tepat atas kekurangan yang terjadi pada pembelajaran daring. Menurutnya, dalam pembelajaran daring, indikator pencapaian tujuan pembelajaran sulit direalisasikan. Selain masalah akademik, faktor pembentukan karakter pada siswa juga terkendala karena guru tidak bisa mengamati siswa secara langsung. "Semoga PTM terbatas ini dapat menjadi awal pelaksanaan PTM secara penuh. Namun, penerapan protokol kesehatan tetap menjadi hal yang utama," harap alumnus Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang. Sementara itu, Kristian Purwoatmojo, M. Pd. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, mengungkapkan bahwa PTM terbatas merupakan upaya sekolah untuk mempersiapkan PTM menyeluruh pascapandemi. 'Melalui PTM terbatas, para siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya," ujar alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.
Blended Learning
Dalam pelaksanaan PTM terbatas, model pembelajaran yang digunakan oleh guru di kelas adalah blended learning, sebuah model yang bisa memfasilitasi pembalajaran daring dan pembelajaran tatap muka. Model ini diharapkan bisa menyampaikan materi ajar secara simultan pada siswa di ruang yang berbeda. Selain model pembelajaran, kegiatan PTM dilaksanakan melalui panduan Prosedur Operasional Standar yang terukur.
Persiapan yang Matang
Sebelum diadakan PTM terbatas, sejumlah 447 siswa SMP Maria Mediatrix melaksanakan vaksinasi. Vaksinasi tersebut ada yang dilakukan secara mandiri dan massal. Vaksinasi massal dilakukann di bawah pengawasan Dinas Kesehatan Kota Semarang pada Selasa 31 Agustus 2021 di RS. Tlogorejo, Semarang dengan vaksin sinovac.
Sarana pendukung untuk PTM terbatas juga disiapkan jauh sebelum pelaksanaan PTM. Tercatat ada 11 westafel yang dilengkapi tisu kering tersebar di beberapa titik strategis. Di setiap depan pintu dan di dalam kelas disediakan hand sanitizer. Sepanjang selasar diberi tanda panah sebagai penunjuk arah siswa berjalan menuju kelas. Ketua Satgas Covid 19 tingkat sekolah, Arif Hartono, S. Pd. mengungkapkan bahwa kelengkapan sarana pendukung PTM bertujuan agar siswa merasa nyaman saat mengikuti PTM.
Selai persiapan fisik, sekolah juga melakukan sosialisasi kepada orang tua mengenai arah dan tujuan kegiatan PTM sekaligus meminta konfirmasi persetujuan melalui angket.
Harapan Baru
Pelaksanaan PTM di SMP yang gedungnya merupakan cagar budaya ini akan melahirkan harapan baru bagi siswa setelah  satu tahun lebih melaksanakan pembelajaran daring. Monica Dharmawan kelas VII A mengungkapkan bahwa PTM akan membuka kembali interaksi sosial dengan teman-teman kelasnya yang selama ini dilakukan secara virtual. Ia merasa senang meskipun tetap harus menjaga jarak fisik dengan temannya. Sementara Aurelia Cristy, Quintessa Glenys, dan Sesilia Vania Jovita  kelas VII C menyambut positif pelaksanaan PTM. Menurut mereka, dalam  PTM bisa kembali bersosialisasi dengan teman-temannya, dan dapat lebih mudah menangkap pelajaran.
Marco Epifani kelas VII C merasa yakin dalam ber-PTM tidak akan terpapar covid 19 Â karena sudah vaksinasi dan taat menerapkan protokol kesehatan. Elsabeth Keiza kelas VII D memandang PTM lebih nyata dalam menerima pelajaran. Hal senada disampaikan Hasita Kayanan, Regina Nadine Clarissa kelas VII D dan Amadeo Valentino kelas VIII G.
Di sisi lain, Stevia Regina T. kelas VIII G berpendapat masih merasa khawatir mengikuti PTM meskipun sudah melakukan vaksinasi. Kekhawatiran karena ia masih bisa intens mengikuti pembelajara daring. Hal serupa juga disampaikan oleh Calysta Averia kelas VII B.
Harapan orang tua siswa mengemuka agar kegiatan PTM  dapat membangun pembiasaan dan kesadaran  baru dalam diri siswa untuk siap hidup sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H