Mohon tunggu...
vandi romadhon
vandi romadhon Mohon Tunggu... Freelancer - Suka Berkabar Kepada Teman dan Saudara

Ayah yang baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Usaha Sistem Plasma di Purbalingga Bantu Ekonomi Warga

24 Juli 2021   01:10 Diperbarui: 24 Juli 2021   02:12 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengrajin stik es krim di Purbalingga tetap bertahan di masa Pandemi/(dokpri)

Akibat adanya kebijakan pemerintah dalam upaya menekan pertumbuhan Covid19 seperti PPKM  WFH berpengaruh kepada Pelaku usaha sektor non esensial di seluruh Indonesia. Namun hal itu tidak begitu dirasakan oleh para pengrajin stik es krim yang bekerja dengan sistem plasma di Kabupaten Purbalingga

Hal itu seperti disampaikan oleh Pelda Margiyono Babinsa Koramil 06/Kemangkon yang turut menjadi pelaku usaha sistem plasma bagi masyarakat di desa binaannya yakni Desa Toyareka, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga.

"Adanya anjuran dari pemerintah kepada masyarakat untuk lebih banyak tinggal di rumah mengurangi mobilitas guna mencegah penyebaran Covid19 makin masif terjadi justru merupakan peluang buat karyawan maupun dirinya untuk meningkatkan hasil produksi stik es krim miliknya," Kata Margiyono, Jumat (23/7/2021)

Menurutnya adanya tuntutan Masyarakat agar lebih banyak di rumah bukan masalah bagi sektor usahanya.  Dirinya malah  menyiapkan bahan baku sebanyak-banyaknya agar karyawan dapat terus bekerja dari rumah menambah penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Margiyono mengakui untuk pemasaran dirinya mengalami sedikit penurunan permintaan pasar karena adanya pembatasan aktifitas jual beli di pasar biasa namun strategi pemasaran sistem online dia pakai sebagai solusinya.

"Era digital semua masyarakat terkoneksi dengan gadgetnya jadi kita pasarkan dengan sistem online melalui media sosial," terangnya.

Risiko lambatnya penjualan dia siasati dengan menampung produk stik es krim, dengan kata lain margiyono harus berani modal dahulu. Tujuannya agar masyarakat kecil atau karyawan harus tetap diselamatkan dengan membantu menopang kebutuhan hidupnya dengan membeli hasil produknya.

Sementara menurut salah satu karyawan Hadminah (55), jika dirinya saat ini justru dapat lebih banyak menghasilkan produk stik es krim dari pada sebelumnya.

"Dulu pagi harus antar jemput cucu sekolah tetapi sekarang cucu belajar di rumah jadi dari pagi sampai siang dapat membuat stik dengan hasil yang lebih banyak sehingga bayarannya  lumayan buat menambah belanja dan jajan cucu," ungkapnya 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun