Mohon tunggu...
Roma Kyo Kae Saniro
Roma Kyo Kae Saniro Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sastra Indonesia Universitas Andalas

Fokus menulis terkait dengan bahasa, sastra, budaya, dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Alpa

29 November 2022   12:12 Diperbarui: 29 November 2022   12:14 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita mulai mengenal alpa dan menghitungnya dalam satu waktu

Menjelma ingatan yang diingat atau dilupa terlalu lalu

Semalam ingin rasanya menjelma dalam segelas susu

Menjadi minuman kesuakaan yang dipuja selalu

Kulihat, waktu terlaulu jauh untuk membunuh

Akhirnya, menjadikan peristiwa agaknya luruh

Mengamati waktu dengan seksama dalam penuh

Tidak ada respons atas tanya yang menyeluruh

yang kuanggap tabu untuk bertanya selalu

Kita takkan pernah menyatu karena alfa adalah satu

Seakan menjadi kepastian dalam penghakiman itu

Lemparkan dan isi saja terus dengan bebatu

Yang kau ambil dari Sungai Penuh

Kulihat semuanya dalam bentik alfa

dalam bingkai kenangan gambar diri kita

merajut dan mengingat yang menjadi sendu

lalu, lidah kelk untuk mengucap hal kaku

Kita alfa. 

mendua.

karena.

kemunafikan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun