Kita mulai mengenal alpa dan menghitungnya dalam satu waktu
Menjelma ingatan yang diingat atau dilupa terlalu lalu
Semalam ingin rasanya menjelma dalam segelas susu
Menjadi minuman kesuakaan yang dipuja selalu
Kulihat, waktu terlaulu jauh untuk membunuh
Akhirnya, menjadikan peristiwa agaknya luruh
Mengamati waktu dengan seksama dalam penuh
Tidak ada respons atas tanya yang menyeluruh
yang kuanggap tabu untuk bertanya selalu
Kita takkan pernah menyatu karena alfa adalah satu
Seakan menjadi kepastian dalam penghakiman itu
Lemparkan dan isi saja terus dengan bebatu
Yang kau ambil dari Sungai Penuh
Kulihat semuanya dalam bentik alfa
dalam bingkai kenangan gambar diri kita
merajut dan mengingat yang menjadi sendu
lalu, lidah kelk untuk mengucap hal kaku
Kita alfa.Â
mendua.
karena.
kemunafikan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H