Mohon tunggu...
Rolyta Alhanifa
Rolyta Alhanifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Raden Intan Lampung

Celoteh bersajak; Aku tidak pandai untuk berkata-kata. namun, Menulis adalah caraku dalam menggoreskan rasa bersama diksi dalam bait-bait kehidupan pada selembar daluang aksara yang menjadikan lencana karya yang abadi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pandora's Box

3 Januari 2024   10:38 Diperbarui: 3 Januari 2024   11:02 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prok Prok Prok

Diantara keheningan, suara dari sudut ruangan dari seorang penonton memecah kesunyian. Ia terus bertepuk tangan sambil tetawa terbahak-bahak seperti sedang menonton sebuah pagelaran komedi. Lalu suara tepuk tangan dan gemuruh tawa mulai bersahutan.  Ternyata para penonton mengikuti tepuk tangan dan tawa lelaki bertopi Deerstalker cap serta berpenampilan serba hitam itu.

Didalam riuh tawa lelaki itu sempat berbisik.

"Setiap tindakan pasti ada balasan"
Ucapnya Puas sembari memegang kotak pandora.

"Sorry Nona Claire, Kau terlalu tinggi hati dan untuk Tuan Hansson, Kau terlalu busuk akal untuk mendapatkan semua pencapaian ini"

 "Lalu bagaimana dengan Emma?" Ha! Ha!
Tanyanya sambil tertawa gila dan terus terdengar semakin keras saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun