Kali ini, Maria yang adalah seorang perempuan muda mendapatkan kesempatan itu.
Nyanyian syukur yang Maria panjatkan ini juga mengindikasikan bahwa Maria telah siap sepenuhnya menerima banyak berita miring yang akan beredar di tengah masyarakat akan status perkawinannya.
Maria sudah berdamai dengan konsekuensi terburuk yang akan ia dapatkan. Ini menarik!Â
Di banyak kejadian hamil di luar nikah, banyak perempuan disudutkan. Bahkan mereka kerap dipandang tak pantas ada dalam persekutuan.
Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu, 22 Desember maka melalui kisah Maria ini kita belajar tentang ketangguhan diri seorang Ibu.
Kisahnya juga merepresentasikan banyak kaum perempuan marginal karena kasus hamil di luar nikah, untuk kemudian membuktikan bahwa mereka bisa mandiri sebagai ibu.
Di pihak lain, melalui nyanyian syukur Maria ini, kita belajar tentang sikap syukur para perempuan mendapatkan anugerah seorang anak.Â
Dari rahim perempuan, keturunan itu ada.
Peristiwa ini juga menjawab janji Allah atas Abraham bahwa keturunannya akan seperti bintang di langit dan pasir di laut.Â
Ini hanya bisa terjadi melalui kehadiran seorang perempuan. Maria dan para perempuan yang diberi kesempatan mengasuh anak-anak adalah perempuan tangguh.Â
Seluruh kasih mereka curahkan untuk anak-anak mereka. Penderitaan mereka selama sembilan bulan mengandung itu pun tak berakhir.Â
Mereka masih harus berkorban tenaga, waktu, perhatian untuk anak terkasih. Selamat Hari Ibu!