Satu tahun yang lalu, tepatnya 16 Desember 2023, saya berdiri di tengah-tengah keluarga Purba untuk memimpin ibadah malam penghiburan pasca Tuhan panggil pulang yang terkasih, mendiang Bapak John Purba.
Hari ini, 16 Desember 2024, satu tahun berselang, saya berkesempatan lagi memimpin ibadah syukur pasca 1 tahun kepergian yang terkasih, mendiang Bapak John Purba.
Pengamatan awal saya ketika tiba di tempat ini ialah keluarga, dalam hal ini mama dan anak-anak serta cucu-cucu sudah bisa tersenyum.
Kondisi ini tentu sangat berbeda dengan 1 tahun silam. Kala itu, keluarga suntuk dalam duka dan air mata, sulit melepaskan kepergian orang terkasih.
Meski hari ini tersenyum, saya tidak dapat menjamin kalau keluarga disini sudah benar-benar berpulih, tapi dengan diadakannya ibadah syukur ini, ini menandakan bahwa keluarga telah iklas menerima ketetapan Tuhan.
Inilah yang dinamakan resiliensi, kemampuan untuk bertahan dalam kondisi sulit bahkan lebih dari pada itu, mampu bangkit dari kekecewaan dan kesuraman hidup untuk selanjutnya menata hidup lebih baik.
Seturut dengan suasana batin yang hari ini keluarga perlihatkan kepada kita, maka mari juga kita dengarkan berita penguatan bagi keluarga saat ini.
Ayat 2-8 dalam Pengkhotbah 3 merincikan 28 peristiwa atau 14 pasang peristiwa yang saling bertentangan.Â
Lewat rentetan peristiwa yang silih berganti itu, manusia dapat belajar bahwa tidak ada yang kekal dalam hidup.
Hidup tak selamanya bahagia, tapi tak selamanya juga ditimpa kemalangan. Ada waktu untuk manusia tunduk dalam hening, ada waktu manusia bertempik sorak.
Tuhan menjadikan semua peristiwa itu datang silih berganti dengan suatu maksud membawa manusia pada kesadaran bahwa Tuhan telah mengatur segala sesuatu baik adanya.
Itulah cara kerja Tuhan. Sakit tapi ada maksud. Benarlah kata pepatah, "manis jangan cepat ditelan, pahit jangan cepat dibuang".Â
Ia bekerja dengan caraNya, tanpa meminta kita mengintervensi apa yang Ia kerjakan.
Orang yang lekas tegar setelah ditimpa masalah, walau berjalan tertatih-tatih pada akhirnya akan berujar, "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya", ayat 11.
Yang Ia kerjakan itu konsisten, tidak dapat ditambah, tidak dapat dikurangi (ayat 14). Manusia cukuplah menikmati proses itu (ayat 12 & 13).
Kalau nanti diguncang duka, ingat itu bukan hal baru. Itu bagian dari kehidupan. Yang ada sekarang dulu sudah ada, yang akan ada, sudah lama ada (ayat 15).
Dengan mendengar berita ini, setidaknya kita sekalian mendapatkan bekal untuk bisa mengantisipasi peristiwa yang ada di depan.
Jika hari ini keluarga mengadakan syukur pasca 1 tahun Tuhan panggil pulang mendiang Bapak Purba, itu bukan dalam arti menghapus sosok mendiang sepenuhnya, melainkan keluarga sementara mengamini janji Tuhan, yang Ia jadikan baik adanya. Amin
Catatan : Naskah ini dikembangkan dari khotbah yang penulis bawakan dalam ibadah syukur duka 1 tahun meninggalnya mendiang Bapak John Purba rayon XVIII JIO pada Senin, 16 Desember 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H