Mereka tahu bahwa sebelum Mesias datang akan ada tanda terlebih dahulu, salah baptisan sebagai bagian dari pertobatan diri umat dan juga penyambutan bagi orang-orang yang bukan dari agama Yahudi (ayat 25).
Atas pertanyaan ini, Yohanes Pembaptis lagi-lagi berkata jujur bahwa dia adalah utusan biasa.Â
Semua yang ia lakukan semata-mata untuk mempersiapkan jalan bagi datangnya Yesus Kristus, Sang Mesias itu.Â
Yohanes bukanlah siapa-siapa dibandingkan Yesus yang akan segera datang. Karena itu, Yohanes Pembaptis berani berkata Yohanes "Dia, yang datang kemudian dari padaku.Â
Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak", ayat 26-27. Perkataan ini adalah perkataan orang yang sadar diri akan status dan tugasnya.Â
Yohanes tidak mau mengambil apa yang menjadi porsi dan kemuliaan Yesus yang bisa saja ia rebut dengan perkataan dusta.
Tindakan Yohanes ini adalah tindakan sadar diri. Seorang utusan tetaplah utusan. Ia tidak lebih tinggi dari yang mengutusnya.Â
Sikap ini yang harusnya jadi sikap orang percaya. Bersaksi apa adanya, tanpa melebih-lebihkan sesuatu agar kemudian jangan dicap sebagai saksi dusta.Â
Selamat memasuki Minggu Adven II. Imanuel
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI