Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Gereja yang Terus Dibarui, Refleksi Reformasi Gereja ke-507 Tahun

31 Oktober 2024   10:32 Diperbarui: 31 Oktober 2024   16:14 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingat doa Yesus, "Supaya mereka menjadi satu", (Yoh.17:21). Itu doa seorang gembala agar domba-dombanya hidup akur, hidup berdampingan, hidup dalam kebersamaan, dan saling mencintai satu sama lain. Inilah spirit lain dari Reformasi Gereja.

Menemukan Spirit dalam Konteks Kekinian : Contoh Kasus di Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT)

Gereja, sampai kapanpun akan ada dalam semangat pembaruan. Banyak hal yang harus gereja lakukan untuk terus berteologi, sesuai dengan konteks zaman, tapi sambil tetap mendasarkan upaya ini dalam kebenaran iman dan Alkitab.

Di GMIT sendiri sudah ada banyak catatan pembaruan iman yang dilakukan, seperti gereja peduli budaya, gereja peduli lingkungan, gereja peduli kemanusiaan, dan kepedulian gereja lainnya.

Ajaran gereja pun demikian. Tapi, ada gejolak lain yang juga lahir dalam tubuh GMIT sebagai anak kandung gereja Reformasi. 

Gejolak ini adalah gejolak positif dalam hemat penulis. Iya, sebab gereja sejati adalah gereja yang tidak cepat-cepat merasa nyaman dan menganggap sudah benar dan bersih.

Selalu ada tantangan mereformasi diri. Ecclesia Reformata, Semper Reformanda, itulah semboyan Reformasi Gereja yang akan terus melintas zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun