Lagi pula pihak oposisi ada bukan untuk menjadi pengacau jalannya pemerintahan tetapi kehadiran pihak oposisi lebih kepada menjadi penyeimbang pemerintah apabila di kemudian hari pemerintah menyalahgunakan kekuasaan.
Apalagi hampir di banyak wilayah yang sementara mengikuti kontestasi pilkada sekarang banyak koalisi gemuk.Â
Saya bisa saja menuding jangan-jangan ada kepentingan, kenapa ada banyak putra daerah yang kompeten tapi mengapa banyak parpol memilih 1/2 orang saja?
Memang benar kita akui bahwa sekarang ada ketetapan mengenai ambang batas kursi legislatif dan partai politik untuk mengusung calon. Tapi toh tidak harus selamanya diwarnai koalisi gemuk kan?
Mari beretorika secara sehat dan ilmiah tetapi serentak juga menjawab konteks. Masyarakat mau dengar "jualan program" para kandidat bukan sebaliknya hanya boros kata karena terkesan hanya dia yang representasi pusat, bukan yang lain lagi.
Catatan Penutup
Pada akhirnya, debat semalam berjalan baik, lepas dari beberapa catatan yang sudah saya kemukakan di atas.
 Masyarakat NTT masih antusias menanti debat kedua dan ketiga sebelum pelaksanaan pemilihan, 27 November yang akan datang.
Debat ini bisa menjadi referensi bagi masyarakat dalam menentukan siapa paslon yang bisa memikat hati karena programnya dan bukan karena relasi pusat dan daerah semata-mata.Â
Terima kasih para paslon untuk suguhan materinya semalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H