Kitab Yakobus juga dikenal sebagai Surat Am atau umum. Maksudnya itu yakni apa yang ditulis itu bukan secara spesifik ditujukan bagi suatu golongan saja. Ia berlaku untuk semua orang percaya, kapan dan dimana pun ia berada.
Membaca surat ini kita tidak akan mendapatkan banyak kesulitan karena apa yang disampaikan itu adalah pesan praktis, yang menyentuh hidup sehari-hari.Â
Salah satu buktinya bisa kita lacak lewat teks yang kita renungkan.Â
"Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!"
Dekat dengan Tuhan itu rumusnya sederhana saja tapi sulit untuk kita lakukan. Tahirkan tangan dan sucikan hati. Apa artinya?Â
Dekat Tuhan menuntut adanya sikap kemurnian diri. Apa yang dipikirkan, apa yang dilakukan, apa yang disimpan dalam hati, itu harus murni tanpa ada embel-embel lain.Â
Ini yang jadi masalah karena sebagai manusia, kita sadar kalau kita ini orang rapuh, selalu punya potensi untuk jatuh dalam dosa. Tapi, niat baik kita untuk mendekat dengan Dia pasti ada jalan dan harapan.Â
Bagi Yakobus, iman itu bukan soal janji saja tetapi iman itu juga soal apa yang harus dibuat. Iman itu harus membawa manusia pada suatu tingkat kesadaran yang sempurna tentang mana yang baik dan mana yang buruk.Â
Dunia memang adalah tempat kita tinggal tapi dunia kita juga adalah tempat dimana banyak dosa dibuat. Persahabatan dengan dunia justru akan membuat kita berjalan meninggalkan anugerah Tuhan. Sebaliknya kita hanya akan menuai kecelakaan apabila kita hidup keluar dari jalannya.Â
Akhir refleksi ini, mari dengarkan puisi yang indah tentang keindahan hidup dekat dengan Tuhan
TERLAMBAT AKU MENCINTAIMU TUHAN
Oleh: St. Agustinus dari Hippo
Betapa lambat aku akhirnya mencintai-Mu, oh Keindahan lama yang selalu baru,
betapa lambat Kau kucintai!
Ketika Engkau berada di dalam diriku, aku malah berada di luar, dan di luar sanalah Kau kucari.
Aku, yang tidak layak dicintai ini, melemparkan diri ke antara hal-hal indah yang Kau ciptakan.
Dahulu Engkau bersamaku, namun aku sendiri malah tidak bersama-Mu.     Segala hal itu membuatku terpisah daripada-Mu; yang jikalau tidak ada dalam diri-Mu, sesungguhnya mereka bukanlah apa-apa!
Engkau memanggil dan berseru-seru, dan menghancurkan ketulianku.
Engkau memancarkan kilau dan sinar,
dan menghalau kebutaanku.
Engkau menebarkan harum semerbak
dan aku menghirupnya; dan sekarang
aku terengah-engah merindukan-Mu.
Aku telah mengecap, dan sekarang aku lapar dan haus. Â Â
Engkau menyentuhku, dan aku terbakar mendambakan damai-Mu.