Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pancasila, Falsafah Bangsa yang Selalu Relevan

1 Juni 2024   10:17 Diperbarui: 1 Juni 2024   10:42 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia adalah negara yang majemuk. Itu fakta yang tidak bisa disangkal. Kemajemukan merupakan rahmat yang harus disyukuri karena dari sana kita akan menimba banyak pelajaran untuk dapat bersikap tenggang rasa. 

Problemnya, belum semua masyarakat Indonesia mau menerima fakta ini. Masih ada golongan tertentu yang merasa bahwa Indonesia itu milik golongannya. Kita lalu hidup dalam sentimen. 

Ambil contoh yakni masih segar diingatan kita berita nasional yang menggegerkan ketika mahasiswa NTT di Tangerang Selatan yang berdoa Rosario dibubarkan oleh masyarakat setempat. (Bataona, 2024) 

Ada juga setumpuk masalah kemanusiaan yang memang dalam perjalanannya menuntut bagaimana kemudian kita bisa berbela rasa. 

Masalah boleh banyak tetapi persatuan itu masih awet biar ada insiden-insiden kecil. 

Kita lalu bertanya, mengapa Indonesia masih bisa eksis menjaga persatuan dibalik banyaknya hantaman masalah? Ternyata ada 1 falsafah bangsa yang masih dijaga, namanya Pancasila. 

Tulisan ini lalu akan mengulas secara singkat mengapa Pancasila disebut sebagai falsafah bangsa dan apa saja relevansinya bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Simak uraiannya di bawah ini. 

1. Pancasila sebagai Falsafah Bangsa Indonesia

Falsafah adalah suatu penghayatan paling mendasar tentang suatu nilai yang menjadi instrumen bagi perkembangan peradaban manusia. 

Dalam falsafah itu ada upaya menjaga citra atau identitas. Indonesia adalah negara majemuk. Itu identitas Indonesia. 

Guna menjaga identitas ini, perlu ada falsafah hidup bersama yang perlu digaungkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun