Mohon tunggu...
Rolin Taneo
Rolin Taneo Mohon Tunggu... Lainnya - Pemulung Ilmu

Tertarik pada bidang ilmu filsafat, sosiologi dan teologi (Kristen)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Waktu, Hidup Manusia dan Kefanaan

14 Mei 2024   18:34 Diperbarui: 14 Mei 2024   18:42 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu puisi terkenal dari Sapardi Djoko Damono, seorang sastrawan besar Indonesia yakni "Yang Fana adalah Waktu". 

Begini bunyinya :

" Yang fana adalah waktu. Kita Abadi: 

Memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa. 

"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?" 

tanyamu. Kita abadi". 

Menurut hemat Penulis, puisi ini merupakan dialektika atas waktu dan kehidupan fana manusia. Waktu kerap dipandang sebagai yang kekal, sedangkan hidup manusia itu fana. 

Cara pandang di atas dikontraskan oleh Sapardi. Yang fana adalah waktu dan yang abadi adalah kita. Menarik untuk kita eksplorasi makna dari puisi ini. 

Waktu itu menyingkapkan kepada kita tentang batas hidup manusia. Manusia hidup dalam waktu. Karenanya, semua yang ada pasti menuju kesudahannya alias mati. 

Syair Sapardi di atas bisa kita baca sebagai suatu bentuk hiburan atas keterbatasan hari hidup manusia. 

Manusia hanya kekal karena nama. Itupun namanya hanya tersimpan di memori orang-orang terkasih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun