Mohon tunggu...
Masrokhin
Masrokhin Mohon Tunggu... Dosen - Traveler yang meminati mazhab Geertzian

Memenuhi perintah belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keyakinan Mutlak dan Ketaatan Paripurna

14 September 2019   11:34 Diperbarui: 14 September 2019   11:42 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Doa-doa itu terkabul. Indikator yang tampak, betapa anak keturunan Ibrahim ditunjuk menjadi nabi-nabi, termasuk Nabi Muhammad SAW, atau daerah gersang berbatu, Mekkah, segala kebutuhan warganya akan buah dan sayuran bisa terpenuhi, bahkan berlebih. 

Bapak ibu yang sudah berhaji atau umroh, atau pernah tinggal di sana bisa bercerita banyak. Hal paling monumental terkait dengan Idul-Adlha adalah syari'ah haji dan ibadah korban.

Allah akbar wa lillahil hamd...

Sejarah qurban itu setua sejarah manusia. Kisah al-Qur'an tentang Qabil dan Habil, idz qarrabaa qurbaanan, menjadi sejarah terawal peristiwa kurban hingga zaman Abdul Muthalib, kakek kanjeng Nabi Muhammad, yang bernazar hendak mempersembahkan salah satu anaknya kepada apa yang mereka puja jika dikaruniai 10 anak laki-laki. Ketika Abdullah lahir sebagai anak laki-laki kesepuluh, dilaksanakanlah nazar itu. 

Saat diundi dan muncullah nama Abdullah sebagai persembahan, Abdullah menurut saja apa yang menjadi kehendak ayahnya. Para tetangganya seantero Mekkah justru yang tidak rela Abdullah dibunuh sebagai persembahan. Setelah berkonsultasi dengan tetua mereka, Abdullah bisa diganti dengan penyembelihan 100 ekor unta. 

Jika dirata-rata unta itu 25 jt/ekor, artinya setara 2.5 milyar. Dari peristiwa itu, Nabi SAW setelah beberapa tahun lamanya menjadi Rasul pernah bersabda, "ana, ibnu al-dzabiihayn", aku anak laki-laki dari dua orang yang disembelih, Isma'il bin Ibrahim dan Abdullah bin Abdul Muthalib. Dua anak yang sangat taat kepada orang tuanya.

Allah akbar wa lillahil hamd...

Pada pelajaran bahasa Indonesia yang diterima anak-anak kita, ada peribahasa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Ini juga bisa bermakna bahwa keturunan kita sesungguhnya memiliki kecenderungan besar untuk mirip dengan karakter kita sebagai orang tuanya. 

Orang seberang mengingatkan, you are your child's very first teacher, kamu adalah guru paling awal bagi anak-anakmu. Anak-anak bukan mendengar kita, mereka mengkopi apa yang kita kerjakan. Copying us, imitating us. Mereka meniru. 

Karenanya, penting untuk bijak dalam berbuat dan berkata-kata. Rumah kita adalah ruang kelas pertama anak-anak kita. Kita ingin mereka belajar apa. Dari rumah lah anak-anak belajar, dari guru-guru, kita-kita ini, dan siapapun yang menghuni rumah kita.

Allah akbar wa lillahil hamd...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun