Mohon tunggu...
rokhayah ok
rokhayah ok Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyukai konten tentang kebersahajaan kehidupan kampung.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rangkuman Proses Perjalanan Pembelajaran Guru Penggerak

10 Agustus 2024   10:45 Diperbarui: 10 Agustus 2024   11:15 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjadi guru bukanlah suatu cita-cita, melainkan takdir yang membahagiakan. Guru adalah role model yang minus cela. Begitulah selama ini kita beranggapan terhadap profesi ini, tetapi sadarkah kita bahwa guru juga manusia? Guru sering dihadapkan pada banyak dilema yang harus segera diselesaikan. Guru harus mengambil keputusan yang tepat di saat yang mendesak. Di dalam mengambil keputusan, guru haruslah bijak sehingga tidak berdampak negatif pada lingkungan sekitar dan bisa membawa kebahagiaan bagi orang banyak.

Inilah rangkuman proses perjalanan pembelajaran saya sebagai Guru Penggerak yang akan saya tuliskan dengan berpedoman pada beberapa pertanyaan pemantik.

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
  • Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka: Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani telah memberi arah dan petunjuk bagi saya sebagai seorang guru untuk mengambil keputusan setiap saat dalam proses pembelajaran di sekolah dengan bijak dan bertanggung jawab. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru harus mampu meberikan keteladanan yang baik, menjadi penengah yang mampu menetralkan setiap permasalahan di sekolah, dan juga mampu menjadi motivator yang ulung bagi anak didik dan juga warga sekolah lainnya.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai kebajikan yang telah kita anut dan amalkan akan sangat memengaruhi setiap keputusan yang akan kita ambil. Di dalam mengambil keputusan, kita harus mempertimbangkan banyak hal. Terkadang keputusan yang akan kita ambil harus berbenturan dengan berbagai dilema etika. Ada kalanya di antara kedua pilhan yang akan kita ambil sama-sama benar dan menggelitik hati nurani, tetapi tentunya kita harus mengambil keputusan terbaik di antara yang baik, dan keputusan itu berdampak jangka panjang serta bermanfaat bagi instistusi dan minim kerugian.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam mengambil keputusan tentu kita harus berpegang pada prinsip dan Langkah pengambilan keputusan yang telah mengalami pengujian sehingga keputusan itu efektif. Untuk itu kita perlu berkolaborasi dengan orang lain yang sekiranya bisa membantu kita memunculkan ide/gagasan dalam diri kita yang masih terpendam yang bisa dilakukan dengan teknik coaching. Ya, coaching sangat membantu kita dalam mengembangkan diri untuk bisa mengambil keputusan secara bijak dan tepat di saat yang sulit dan berhadapan dengan berbagai dilema etika dan bujukan moral.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Untuk bisa mengambil keputusan yang tepat dan mampu dipertanggungjawabkan, seorang pemimpin harus memiliki kompetensi sosial emosional yang bagus. Di antara kompetensi social emosional itu adalah kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran social, dan keterampilan berelasi.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Kasus yang berkaitan dengan masalah moral dan etika akan sulit untuk diputuskan jika berupa dilema etika (benar lawan benar) namun mudah diputuskan jika berupa bujukan moral (benar lawan salah). Guru harus bisa membedakan kedua sudut pandang ini, sehingga dalam menyelesaikan suatu kasus tidak merugikan pihak yang benar atau pun memberikan dampak negatif.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dalam mengambil keputusan yang tepat dan mampu berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman tentu kita harus paham dengan prinsip dan langkah-langkah pengambilan keputusan. Apakah keputusan itu kita fokuskan pada hasil akhir, rasa peduli, atau berfokus pada rule atau aturan yang ada. Pertimbangan-pertimbangan tersebut juga harus melalui pengujian yang tepat.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Ada beberapa tantangan yang biasanya saya alami dalam menjalankan keputusan kasus dilema etika misalnya: dukungan dari kepala sekolah maupun rekan guru,karena berbagai faktor dan perbedaan kepentingan,  lingkungan yang tidak kondusif, dan juga nilai-nilai kesetiaan yang membabi buta.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Selanjutnya dalam pengambilan keputusan kita harus berpatokan pada filosofi Pendidikan KHD yaitu berpihak kepada murid. Seorang guru adalah pemimpin pembelajaran yang harus mampu menuntun anak sesuai kodratnya. Kita harus mampu menggali potensi dan minat bakat anak dan mengembangkannya sesuai karakter dan perkembangan zamannya.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Tugas guru adalah senantiasa menyampaikan nilai-nilai kebajikan yang diharapkan mampu menuntun anak sesuai kodratnya. Meskipun demikian, setiap anak telah membawa kodratnya masing-masing, karakter yang tertanam dan dibawa dari keluarga masing-masing. Karakter ini akan semakin terbentuk manakala ia berada pada institusi moral yaitu sekolah. Tentu saja hal ini berpengaruh pada kehidupan atau masa depan murid-murid tersebut kelak.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir pembelajaran modul 3.1 adalah kita harus bisa mewujudkan pembelajaran yang berpihak kepada murid. Setiap saat guru harus mengambil keputusan. Jangan sampai keputusan yang diambil merugikan siswa atau pun berdampak negatif pada lingkungan. Untuk itu seorang guru harus memiliki kompetensi social emisonal yang baik, mampu mengelola emosi dengan baik, menularkan budaya positif, memiliki paradigma berpikir yang memberdayakan, dan juga harus memahami nilai dan peran guru penggerak.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Untuk bisa membedakan apakah suatu kasus itu merupakan dilema etika atau bujukan moral itu sangat mudah. Apabila kasus tersebut menuntut kita mengambil keputusan antara kebenaran lawan kebenaran itu berarti dilema etika, namun jika antara benar lawan salah berarti itu adalah bujukan moral. Untuk itu dalam mengambil keputusan kita harus mempertimbangkan 4 paradigma pengambilan keputusan yaitu: individu lawan masyarakat, keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang. Selain itu juga harus berpegang pada 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu; berbasisi hasil akhir, berbasis peraturan, dan berbasis rasa peduli dan juga melalui 9 langkah pengambilan keputusan yaitu: mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta yang relevan, pengujian benar salah, pengujian paradigma benar salah, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilemma, buat keputusan, dan lihat lagi keputusan itu dan refleksikan.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah, tentu saja ada bedanya meski tidak mencolok sesuai modul ini, di antaranya adalah perlunya investigasi opsi trilema. Hal ini tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Setelah mempelajari modul ini ternyata banyak pertimbangan saja tidak cukup untuk mengambil keputusan namun juga perlunya kedalaman ilmu dan kolaborasi yang kuat sehingga kita bisa mendapatkan keputusan yang tepat dan telah melalui langkah-langkah pengujian yang panjang.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Saya semakin menyadari bahwa untuk mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin itu tidak mudah. Ada berbagai pertimbangan, prinsip, dan Langkah yang harus dilalui sehingga keputusan itu bisa membuat suasana kondusif, aman, dan nyaman.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting, sehingga saya sebagai seorang pemimpin bisa mengambil keputusan yang bijak dan tepat serta bermanfaat bagi masyarakat luas dan mampu menciptakan suasana yang kondusif, aman, dan nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun