Sangat berbeda dengan apa yang kupelajari di bank soal juga yang diajarkan di sekolah. Banyak pertanyaan yang tidak aku mengerti jawabannya. Akhirnya, aku pun mengerjakannya hanya dengan basmalah dan pasrah kepada Tuhan atas apa yang telah aku kerjakan, "Semoga benar".
Di boncengan belakang motor Ayah, aku melihat jalanan dengan perasaan gundah. Aku tidak yakin dengan hasil yang aku dapatkan nanti. Seperti ada sesuatu buruk yang akan terjadi, di luar yang kuduga. Pikiran itu selalu terngiang di saat mandi, makan, bahkan akan tidur. Namun, aku coba menepis pikiran itu dan berpikir positif, posistif, dan positif!
 Begitu hari-H pengumuman. Di depan laptop yang menyala, loading terus berputar. Muncullah kata "Mohon maaf". Perasaan gundah itu pun telah terjawab. Aku tidak lolos SBMPTN.
Bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H