Mohon tunggu...
Roisul
Roisul Mohon Tunggu... Guru - Kunjungi tulisan saya yang lain di roisulhaq.blogspot.com saat ini sedang menjadi Guru demi mendidik, mencerdaskan anak bangsa.

Menulis tak harus menunggu galau~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Itu "New Normal" dan Pengaruhnya bagi Hidup Kita?

26 Mei 2020   19:25 Diperbarui: 26 Mei 2020   19:15 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presidem Joko Widodo saat memberikan keterangan Pers "New Normal". Antara foto by Fakhri Hermansyah.

Belakangan sejak di katantina di rumah, saya jadi suka nonton TV. 

Biasanya nonton TV jika ada sepak bola nonton Gojek Liga 1 atau begadang sampek pagi demi nonton liga Champions.

Bukan apa-apa, simpang siur dan kebingungan penularan Covid 19 di medsos dan WAG makin bikin pusing.

Belum lagi keanehan orang-orang yang saling curiga dengan orang lain dikit-dikit pakai hand sanitizer. Bikin kesel aja

Sejak Pandemi ini berlangsung, sedikit banyak dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah berupa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjelang hari raya idul fitri menimpulkan persoalan baru.

Pusat perbelanjaan yang nakal masih suka kucing-kucingan dengan petugas, pembeli baju suka semakin banyak. Tak bisa dibendung.

Akhirnya, win win solusi petugas menutup paksa toko dan mall. Dan masyarakat diminta untuk membeli secara online.

Balik lagi ke berita di TV, menteri Kesehatan Republik Indonesia menginstruksikan gagasan "New Normal" gagasan yang tidak baru tentungnya sudah ada beberapa negara yang mencoba New Normal seperti Jerman, China.

Sudah memperbolehkan industri dan pertokoan untuk beroperasi tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat.

New Normal bagi saya adalah respon pemerintah terhadap kritikan pelaksanaan PSBB yang tidak berjalan mulus. 

Jatim misalnya, kasus positif corona semakin bertambah padahal PSBB di bergaia kota besar sudah memasuki tahap 2. 

Disini timbul pertanyaan, sebernarnya PSBB itu efektive apa tidak untuk memutus mata rantai penyebaran covid19. Atau justru masyarakatnya yang bandel tidak bisa diajak kerja sama.

Sejak awal disosialisasikan saja saya sudah pesimis PSBB akan berjalan lancar. Pasar-pasar masih tetap ramai kok orang-orang saat hari rayapun juga banyak yang bepergian.

Lagi-lagi saat tiap nonton TV saya selalu melihat warga yang bandel untuk mudik atau bepergian ditangkap petugas. katanya sih mau di sanksi. Tapi entahlah

Jubir covid19 Pak Achmad Yurianto juga selalu muncul dilayar televisi dan selalu mengatakan masyarakat diminta untuk tetap patuh dan tak lup pak Yuri juga membacakan statistik yang positif, meninggal dan sembuh.

Gagasan New Normal bagi saya adalah jawaban dari keresahan masyarakat untuk segera beraktifitas. Meminjam kata-kata dari pak Jokowi new normal adalah berdamai dengan covid19.

Kalau gagasan ini tidak jauh dari penerapan PSBB maka jangan heran jika ada selentingan "apa pengaruhnya bagi hidupku"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun