Keberadaan mereka yang milenial kadang kala tak sampai maksudnya dikalangan publik kita, meski berpandangan baik dan tidak menyalahi aturan beberapa langkah blunder wakil milenial tersebut akan menjatuhkan nama presiden disaat masa seperti ini.
Berapa Gaji Stafsus Milenial?
Saat pertama kali memperkenalkan mereka, Presiden Jokowi menyebut tugas mereka adalah sebagai teman diskusi dengan gaji yang cukup besar.
Menurut Perpres No 144 Tahun 2015 tentang besaran hak keuangan bagi Staf Khusus Presiden, Staf Khusus Wakil Presiden, Wakil Sekretaris Pribadi Presiden, Asisten, dan Pembantu Asisten,
Staf Khusus Milenial juga mendapatkan hak bulanan sebesar Rp 51 juta. Gaji mereka setara dengan pejabat eselon I.
Meski Jokowi masih membolehkan mereka tetap bekerja di perusahaan mereka masing-masing besaran gaji 51 juta disebut-sebut sebagai gaji buta karena tak banyak kontribusi langsung yang dirasakan oleh publik.
Siapa saja 7 Stafsus Milenial Presiden?
Tujuh stafsus milenial itu tepatnya diangkat pada 21 November 2019. Ketujuh orang tersebut adalah
- Andi Taufan Garuda Putra (32 tahun) selaku CEO Amartha MicroFintech; *mundur
- Putri Indahsari Tanjung (23 tahun) selaku CEO Creativepreneur dan Chief Bussiness Officer Kreafi;Â
- Adamas Belva Syah Devara (29 tahun), CEO Ruangguru. *mundur
- Ayu Kartika Dewi (36 tahun) merupakan pendiri dan mentor lembaga Sabang Merauke;Â
- Gracia Billy Mambrasar (31 tahun) selaku CEO Kitong Bisa ;Â
- Angkie Youdistia (32 tahun) pendiri Thisable Enterprise;Â
- Aminuddin Maruf (33 tahun) mantan santri yang pernah menjadi Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014-2016.
****
Kini dua dari tujuh orang stafsus telah mundur. Sikap seperti ini patutnya perlu diapresiasi dan patut dicontoh disaat tersandung kasus alangkah lebih baiknya jika yang bersangkutan untuk mundur daripada dibenci dan menjadi bahan omongan.
Sebagai milenial boleh dong kita patut bangga kepada para pengusaha muda tersebut yang menjadi perwakilan milenial sebagai staf presiden.
Meski tak punya kewenangan untuk mengambil keputusan adanya stafsus presiden adalah representasi kepemimpinan milenial Jokowi, masukan-masukan, ide-ide yang out of the box dari milenial setidaknya dapat memberi angin segar kepemimpinan bagi Jokowi.