Sejak WFH diberlakukan dunia serba virtual, bahkan "marah-marah" ke siswa pun dilakukan secara online.Â
Tapi, belakangan karena sudah terlalu sering dibikin kesel saya jadi irit bicara, dengan sebuah jargon "budayakan membaca" sekiranya sudah cukup untuk membuat mereka sadar saya lagi marah-marah.
Bahkan jargon itu kini sering saya buat story WhatsApp agar menancap di benak mereka. Biar mereka paham saya capek jawab chat satu persatu.
![Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/19/whatsapp-image-2020-04-19-at-11-17-14-5e9bd5d0097f36746524d162.jpeg?t=o&v=555)
Ini penting, membiasakan diri membaca sebelum mengerjakan soal harus tekankan sejak awal. Â Â
Di sekolah gerakan literasi sudah berjalan, gerakan ini biasanya dilakukan di pagi hari sebelum memulai aktivitas belajar mengajar.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan untuk gemar membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hidupnya.
Sudah saatnya diadakan Gerakan Literasi Rumah (GLR) sebagai ganti dari (GLS) selama pandemi Covid-19 untuk tetap menjaga budaya literasi selama belajar di rumah.
Akan sangat memalukan jika dunia pendidikan yang harusnya lekat dengan literasi tak mampu mengarahkan siswa untuk membiasakan diri untuk berliterasi.Â
Sudah waktunya budaya literasi harus kembali digalakkan. Apalagi informasi di masa pandemi Covid-19 seperti ini jika tidak biasa membaca informasi yang didapatkan akan salah kaprah.
Jadi, mereka kurang baca atau perasaan saya saja?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI