Mohon tunggu...
Roisul
Roisul Mohon Tunggu... Guru - Kunjungi tulisan saya yang lain di roisulhaq.blogspot.com saat ini sedang menjadi Guru demi mendidik, mencerdaskan anak bangsa.

Menulis tak harus menunggu galau~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Gara-gara Belajar di Rumah Siswa Jadi "Banyak Tanya", Pertanda Apa?

19 April 2020   18:14 Diperbarui: 19 April 2020   21:28 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: psikologianak

Sejak WFH diberlakukan dunia serba virtual, bahkan "marah-marah" ke siswa pun dilakukan secara online. 

Tapi, belakangan karena sudah terlalu sering dibikin kesel saya jadi irit bicara, dengan sebuah jargon "budayakan membaca" sekiranya sudah cukup untuk membuat mereka sadar saya lagi marah-marah.

Bahkan jargon itu kini sering saya buat story WhatsApp agar menancap di benak mereka. Biar mereka paham saya capek jawab chat satu persatu.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Memang, guru harus sabar, menjawab segala permasalahan siswa. Menyelesaikan masalah serta memberi solusi. Adakalanya juga guru juga menjadi panutan bagi siswanya agar mereka termotivasi untuk selalu berpikir sebelum bertindak, membaca sebelum mengerjakan.

Ini penting, membiasakan diri membaca sebelum mengerjakan soal harus tekankan sejak awal.   

Di sekolah gerakan literasi sudah berjalan, gerakan ini biasanya dilakukan di pagi hari sebelum memulai aktivitas belajar mengajar.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan untuk gemar membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hidupnya.

Sudah saatnya diadakan Gerakan Literasi Rumah (GLR) sebagai ganti dari (GLS) selama pandemi Covid-19 untuk tetap menjaga budaya literasi selama belajar di rumah.

Akan sangat memalukan jika dunia pendidikan yang harusnya lekat dengan literasi tak mampu mengarahkan siswa untuk membiasakan diri untuk berliterasi. 

Sudah waktunya budaya literasi harus kembali digalakkan. Apalagi informasi di masa pandemi Covid-19 seperti ini jika tidak biasa membaca informasi yang didapatkan akan salah kaprah.

Jadi, mereka kurang baca atau perasaan saya saja?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun