Mohon tunggu...
Roisul
Roisul Mohon Tunggu... Guru - Kunjungi tulisan saya yang lain di roisulhaq.blogspot.com saat ini sedang menjadi Guru demi mendidik, mencerdaskan anak bangsa.

Menulis tak harus menunggu galau~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ingin Hidup Sederhana? Belajarlah dari Buruh Tani

21 November 2019   18:50 Diperbarui: 21 November 2019   19:04 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya juga hampir tidak pernah menemukan ada oknum buruh tani yang pamer kemewahan atau hanya sekedar nongkrong untuk menghabiskan waktu sorenya. Mereka seakan dikejar waktu karena di sore hari hewan ternak sudah tentu menunggunya. Waktu malam hari juga tidak banyak aktifitas yang bisa mereka lakukan, karena tenaganya sudah banyak terforsir. Bisakah aktifitas hidup seperti ini kita anggap sederhana? sekali lagi relatif!

Bagaimana dengan pola hidupnya?

Buruh tani adalah pekerjaan yang diawali di pagi hari dan diakhiri pada siang atau sore hari. Jarang ditemukan petani yang beraktifitas di sore bahkan sampai malam hari. Pekerjaan berat yang mereka lakukan, memaksa mereka untuk tidur lebih awal dan bangun lebih pagi untuk menghindari terik matahari, bahkan ada stigma negatif kalau ada petani yang malas untuk memulai pekerjaannya. Tidak ada sejengkal pun dari dirinya yang bisa dipamerkan ke orang lain, apalagi untuk dipamerkan ke media sosial, bagi mereka panggung terbaik adalah bekerja semaksimal mungkin agar mendapat upah tambahan dari tuan tanah. 

Memang seringkali kita membandingkan sesuatu yang tidak sebanding, tapi alangakah lebih baik kalau kita bisa mengambil pelajaran hidup dari orang lain. Sekali lagi saya tidak merendahkan pekerjaan buruh tani memang seperti inilah adanya dalam pandangan penulis orang yang mampu hidup sederhana adalah orang yang mampu menjaga perasaan orang lain dengan tidak mengukur kata mewah dari diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun