Mohon tunggu...
Roisul
Roisul Mohon Tunggu... Guru - Kunjungi tulisan saya yang lain di roisulhaq.blogspot.com saat ini sedang menjadi Guru demi mendidik, mencerdaskan anak bangsa.

Menulis tak harus menunggu galau~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Makna di Balik "Kalian atau Saya yang Keluar Kelas!"

19 November 2019   22:42 Diperbarui: 20 November 2019   12:57 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: digimonica.com

Retoris adalah salah satu jenis majas dalam Bahasa Indonesia. Majas retoris atau biasa disebut retorik adalah berbentuk kalimat berbentuk narasi. Retoris adalah majas yang berupa pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dijawab. Karena jawabannya sudah terkandung dalam pertanyaan tersebut.

Kalimat retoris menyajikan suatu sindiran atau bahan introspeksi, Selain itu kalimat retoris digunakan dalam bertujuan untuk memberi semangat, menggugah hati, memotivasi, memberi kesadaran, dan sebagainya terhadap audiens atau pendengar.

Dalam hal ini pak umar menggunakan majas retoris untuk menggugah kesadaran para siswanya. Dengan mengatakan "Kenapa nilai tryout kalian jelek semua? Apa tidak belajar? Kan sudah saya beri kisi-kisi."

Jelas ini bukan pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Musibahnya ada yang nyeletuk dan mengabaikan kaidah kesopanan dalam berkomunikasi. Ditambah lagi menertawakan orang yang marah adalah hal fatal. 

Saat pak Umar berkata: "Sudah begini saja sekarang. Yang tidak mau mengikuti pelajaran saya silahkan keluar!" 

Jelas pertanyaan ini tidak membutuhkan jawaban apalagi tindakan. Dalam istilah jawa bisa disebut dilulu. 

Dilulu adalah semacam bentuk sindiran dengan (seolah) memuji pihak lain yang dituju dengan isi kalimat yang sebenarnya bertentangan makna dengan perbuatan pihak yang dituju itu. Maksudnya agar yang dituju itu “merasa” (malu) dan memperbaiki perbuatannya”. Jadi jangan sampai ketika kalimat itu keluar tindakan yang diambil adalah mengiyakan perintah guru. 

Untuk para siswa hindari peristiwa seperti gambaran di atas. Karena tidak ada ilmu yang bermanfaat tanpa ridho dan ketulusan hati dari guru dalam mendidik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun