Mohon tunggu...
Roisul
Roisul Mohon Tunggu... Guru - Kunjungi tulisan saya yang lain di roisulhaq.blogspot.com saat ini sedang menjadi Guru demi mendidik, mencerdaskan anak bangsa.

Menulis tak harus menunggu galau~

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Esensi Hari Santri Nasional yang Sesungguhnya

22 Oktober 2019   14:28 Diperbarui: 22 Oktober 2019   16:48 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang sepakat bahwa perjuangan para pahlawan yang gugur di medan perang untuk mengusir penjajah wajib dihargai dan dikenang sepanjang masa.  Para pejuang tersebut berasal dari semua elemen masyarakat. Mulai dari bangsawan, para intelek, kyai, sampai rakyat jelata. 

Apresiasi pemerintah dalam mengenang jasa pahlawan telah diwujudkan dengan berbagai peringatan. Yang paling populer adalah peringatan hari pahlawan tanggal 10 November yang diperingati setiap tahun. Melihat realita yang ada apresiasi terhadap pahlawan di negeri ini semakin tahun semakin meningkat. Terbukti dengan beberapa pahlawan yang diangkat menjadi pahlawan nasional.

Tanpa terkecuali kaum santri juga mendapat sorotan dari pemerintah melihat kontribusi di zaman dahulu yang cukup besar. Eksistensi santri tidak bisa lepas dari sosok kyai dan para  santri turut serta andil untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia. 

Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa, berkorban jiwa raga dan tidak boleh dilupakan. Merujuk fatwa Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ary pada 22 Oktober 1945, Jokowi akhirnya menetapkan Hari Santri Nasional. Terbentuknya NKRI tak terlepas dari perjuangan tokoh agama. 

Wujud penghormatan dan penghargaan kepada pahlawan, bukan hanya deklarasi dan pencanangan hari besar tertentu sebagai tonggak sejarah perjuangan. Yang lebih bermakna adalah esensi dan hakekat dari santri itu sendiri.
Bila hanya sekadar acara seremonial pencanangan hari besar yang notabene bukan hari besar nasional, maka niat baik pemerintah ini bisa mengandung banyak makna. Kalau keputusan pemerintah ini murni bentuk penghargaan terhadap perjuangan di masa peperangan, kita patut memberi apresiasi. Namun bila ada udang di balik batu, harus diwaspadai. Memobililasi massa santri untuk kepentingan politik, adalah cara-cara kotor yang harus dihindari. Kita tentu berharap semua kehawatiran ini tidak terjadi.

PERAN SANTRI BAGI PERADABAN

Pada masa kemerdekaan, santri menjadi harapan perjuangan bangsa melepas dari belenggu penjajahan. Banyak Pondok Pesantren menjadi pos-pos pejuang dalam menyusun strategi hingga penyerangan bahkan menjadi balai pengobatan bagi yang terluka. Masa kini setelah kemerdekaan santri mendapat tantangan yang cukup membuat eksistensinya terpinggirkan. 

Masyarakat mulai menilai pendidikan keagamaan menjadi bukan hitungan pertama. Pengaruh kehidupan matrealistis dan hedonis merupakan hal populer sebagai tujuan hidup menggeser pendidikan sekuler menjadi prioritas. Prospektif pendidikan keagamaan terpojokkan dengan sendirinya oleh berbagai profesi yang menghambat laju produktifitasnya.

Peran santri masa dulu, sekarang, dan mendatang sebagai tonggak perjuangan menjadi kebutuhan dalam memupuk generasi negeri unggul, generasi yang mempunyai karakter santri berpendidikan dan berpendidikan santri. Kombinasi antara ilmu dunia dan ilmu akhirat dari santri diharapkan dapat menfilter berbagai macam ilmu yang dipelajari bukan sekedar menerima saja. 

Tanpa dipikir terlebih dahulu manfaat dan mudorotnya. Selain dalam ranah pendidikan,  pesantren  berperan penting terhadap perubahan dan rekayasa sosial, bertanggung jawab atas berbagai fenomena sosial yang berkembang dan berdampak negatif bagi kelangsungan hidup manusia. ditanamkan dalam setiap diri santri yakni jiwa kebersamaan. 

Bahkan semboyan yang sering diucapkan adalah “ satu untuk bersama, dan bersama untuk satu” hangatnya kebersamaan menjadi kekuatan tersendiri sehingga menciptakan kecerdasan emosional dan kepribadian yang indah dalam diri mereka. Bayangkan saja beratus-ratus santri di suatu pesantren datang dari berbagai daerah yang berbeda, tentunya dengan karakter yang berbeda pula. 

Di sinilah letak pembelajaran sosial yang mungkin tidak bisa didapatkan di lembaga pendidikan umum, untuk dapat bersosialisasi dengan baik santri dituntut  memahami berbagai macam karakter dan dapat memposisikan dirinya pada satu karakter tertentu, belajar menghargai serta menghormati sesama. Praktisi seperti ini diakui atau tidak diakui sangat berguna ketika  terjun di dunia masyarakat nanti.

SIMPULAN

Hari santri nasional merupakan titik balik bagi santri untuk tetap eksis di dunia di segala bidang kehidupan, hari santri seyogyanya menjadi batu loncatan bagi santri untuk unjuk prentasi bukan hanya sekedar acara seremonial tahunan. Dengan adanya hari santri nasional somoga saja dapat disikapi dengan baik oleh semua lapisan masyarakat, dengan berhusnudzon pula insyaalloh tidak akan ada kaum-kaum yang lain yang meminta apresiasi dari pemerintah layaknya hari santri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun