Saya Roikhatun Nurul Janah (34202200005) mahasiswi Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas IIslam Sultan Agung. Pada mata kuliah Etnomatematika, dengan dosen pengampu ibu Nila Ubaidah, S.Pd, M.Pd. mengulik Jejak Matematika di Bumi Wali: Etnomatematika di Makam Sunan Kalijaga.
Pendahuluan
Etnomatematika adalah disiplin yang mempelajari hubungan antara budaya dan konsep matematika yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Di Indonesia, khususnya di Jawa, terdapat banyak contoh di mana konsep matematika terjalin dengan tradisi dan budaya lokal. Salah satu contohnya dapat ditemukan di makam Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Jawa. Makam ini tidak hanya menjadi tempat ziarah, tetapi juga menyimpan berbagai simbolisme matematika yang erat kaitannya dengan nilai-nilai budaya lokal.
Sejarah Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga, atau Jaka Said, merupakan tokoh yang dikenal karena pendekatan dakwahnya yang kultural. Ia menggabungkan elemen-elemen tradisi lokal dalam penyebaran ajaran Islam, sehingga membuatnya lebih mudah diterima oleh masyarakat. Makamnya terletak di Kadilangu, Demak, dan menjadi situs penting bagi umat Islam yang melakukan ziarah.
Etnomatematika di Makam Sunan Kalijaga
1. Arsitektur dan Simbolisme
Arsitektur makam Sunan Kalijaga mencerminkan banyak simbol yang terkait dengan konsep matematika. Misalnya, bentuk geometris seperti segi delapan pada atap dan ornamen lainnya melambangkan kesempurnaan dan keabadian. Pola-pola ini menunjukkan bagaimana masyarakat mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dengan matematika dalam desain arsitektur mereka (Sari, 2022).
2. Penggunaan Bilangan dalam Tradisi
Praktik tradisi di sekitar makam sering melibatkan angka-angka tertentu yang dianggap memiliki makna sakral. Angka 7, misalnya, sering diasosiasikan dengan keberuntungan dan spiritualitas dalam masyarakat Jawa. Para peziarah sering memilih waktu dan cara berziarah berdasarkan angka-angka ini, mencerminkan pemahaman mereka tentang numerologi dalam konteks budaya (Pramono, 2023).
3. Ritual dan Pengukuran
Ritual yang dilakukan di makam melibatkan pengukuran waktu dan ruang. Penentuan waktu yang tepat untuk berziarah dan cara penempatan benda-benda dalam prosesi menunjukkan penerapan prinsip matematika sederhana. Penggunaan pengukuran dalam ritual menciptakan hubungan antara praktik religius dan kehidupan sehari-hari masyarakat (Putra, 2024).
Relevansi Etnomatematika
Studi etnomatematika di makam Sunan Kalijaga memberikan wawasan tentang bagaimana konsep matematika diterapkan dalam konteks budaya lokal. Hal ini menunjukkan bahwa matematika tidak hanya sekadar rumus dan angka, tetapi juga berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan spiritual masyarakat.
Kesimpulan
Jejak matematika di makam Sunan Kalijaga menggambarkan hubungan erat antara budaya dan matematika. Melalui arsitektur, tradisi, dan ritual, etnomatematika di situs ini memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana masyarakat Jawa mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dengan konsep matematika. Penelitian lebih lanjut dalam bidang ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai keterkaitan antara budaya dan matematika.
Daftar Pustaka
Pramono, E. (2023). "Numerologi dalam Tradisi Ziarah: Studi Kasus Makam Wali." Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
Putra, A. (2024). "Ritual dan Pengukuran: Etnomatematika dalam Praktik Spiritual di Jawa." Jurnal Matematika dan Pendidikan.
Sari, L. (2022). "Arsitektur dan Simbolisme Matematika di Makam Wali." Jurnal Arsitektur dan Budaya.
Suparno, R. (2021). "Pengaruh Budaya Lokal dalam Pendidikan Matematika: Sebuah Tinjauan." Jurnal Penelitian Matematika.
Yulianto, D. (2020). "Etnomatematika: Matematika dalam Budaya Jawa." Jurnal Etnomatematika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H