Mohon tunggu...
Roikhatun Nurul Janah
Roikhatun Nurul Janah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Berbagi tulisan dari pengalaman pribadi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Matematika Bukanlah Momok yang Menakutkan dalam Mata Pelajaran

25 Oktober 2022   14:11 Diperbarui: 26 Oktober 2022   13:39 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal tersebut menyebabkan banyak siswa yang tidak menyukai guru mata pelajaran matematika mereka di sekolah. Pandangan mereka terhadap guru matematika adalah menyeramkan dan killer. Sehingga beberapa tahun belakangan ini pemerintah membuat kurikulum baru yang berfungsi untuk mengganti metode belajar guru di kelas. 

Kurikulum merdeka, inilah kurikulum yang sedang di gelakkan oleh pemerintah kementrian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud). Menurut penulis kurikulum ini sangat efisien ketika diterapkan di zaman sekarang ini. Melalui kurikulum merdeka, para siswa dituntut aktif, mencari sendiri materi yang akan diajarkan oleh para guru. Sehingga tugas dari para guru sebagai fasilitator, mentor,dan tentor para siswa. 

Namun, tidak semua guru dapat menerapkan kurikulum yang baru. Contohnya saja, masih banyak guru yang menerapkan teacher centre di kelas dan masih belum menerapkan beberapa model pembelajaran yang cukup menyenangkan bila diterapkan saat mengajar matematika, seperti problem solving, discovery learning dan project based leraning. 

Solution 

Selain itu, proses pembelajaran di kelas tidak selalu berpusat pada guru. Seharusnya proses pembelajaran students centre learning, tetapi tidak melepaskan mereka begitu saja. 

Tugas pendidik di kelas sebagai fasilitator para siswa saat belajar. Para pendidik membantu mereka ketika mengalami kendala dalam memecahkan suatu permasalahan, kemudian membimbing mereka supaya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa bisa meningkat dari sebelumnya.

Pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas supaya tidak terlalu monoton dan bervariasi. Belajar di luar kelas dapat melatih kemampuan komunikasi siswa dan juga kemampuan sosial siswa. Matematika menjadi momok yang menyeramkan tidak lagi ditemukan di sekolah apabila guru dapat menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan.

Conclusion 

Matematika bukanlah momok yang Menakutkan dalam mata pelajaran. Melainkan metode yang salah yang telah diterapkan oleh pendidik kepada siswanya, yang menjadikan stigma-stigma buruk mengenai mata Pelajaran matematika. Para pendidik seharusnya kreatif, inovatif, serta dapat berfikir kritis dalam hal penyampaian materi. Membuat suasana pembelajaran tidak monoton, sehingga para siswa tidak akan merasa bosan. Untuk teori behavioristik sebaiknya jangan digunakan lagi. Karena sekarang pemerintah sudah menetapkan kurikulum merdeka. Yang mana kurikulum merdeka ini sangat cocok untuk diterapkan sebagai bahan acuan untuk diberikan kepada siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun